Jumat, 27 Desember 2013

Hujan Bulan Mei



Hujan Bulan Mei


@CSH

Demikianlah hujan jatuh kapan saja, seperti di bulan
Mei ini, yang kata orang bulan kebahagiaan; berpantulan
dalam keriangan tak tergambarkan. Namun Chopin
tiba-tiba menyeruak tanpa diundang, memainkan partiturnya
yang murung, seirama deras hujan dan mendung
di luar. Adakah pada jam yang sama, kau lihat hujan juga
sembari menerka, akankah Efrosina
mengirimkan utusannya, berupa momen puitik
yang tak kuasa kau tampik.

Telah kuabaikan cuaca seolah setiap hari sama saja,
padahal musim punya warna dan kehendak mengubah
segala apa yang harus digubahnya, bagai komposisi Mozart
yang membuatmu riang, seperti pada satu Mei kemarin
Sayang, The First May, Bee Gees tak bisa kuperdengarkan
Dan kau barangkali tersenyum, kembali bergumam,
It’s a kind of stupid question, of course.”
Sembari memajang ikon titik dua dan kurung kanan
Membagi senyum seperti membagi permen Alpenliebe
rasa karamel atau strawberry, dalam kemeriahan
pesta ulang tahun anak-anak -- yang halamannya
hampir memutih untuk kau kenang seolah enggan
ditutur ulang.

Tetapi bukankah Peter Pan dan Alice in Wonderland
tak pernah mati di negeri ajaib yang kau coba hidupkan
dalam setiap bait-bait puisi yang juga kunikmati; kala jiwa
merasa sentimental dan ingin mengembara ke dunia kata
tak berpeta, barangkali Timbuktu yang tak sebenarnya
benar-benar harus ada.

Bukan sekadar menolak hantaman kenyataan
yang terkadang melimbungkan, bukan pula aku pemimpi
sejati atau puteri tidur yang menanti ciuman seorang
pangeran yang jatuh hati, agar berjaga dari kutukan
yang menerpa, lantas hidup bahagia sebagaimana laiknya
dongeng dari negeri dongeng yang pernah kita baca
Atau juga Puteri Tidur-nya Gabriel Garcia Marquez
yang kau sadur di suatu koran dan kini menumpuk
sebagai bahan kesejarahan yang diam-diam siap melapuk
Melainkan aku ingin sekali menjadi bukan dari segala
bukan yang bukan, agar kau paham bahwa aku terkadang
tak terpahamkan, sebagaimana aku juga tak paham takdir
yang bermain-main dalam pusaran; ketika dengan sadar
kita memilih jalan sunyi dan panjang sebagai penyair
yang kelak mungkin terlupakan.
Gudang, 7 Mei 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D