Demikianlah pukul dua dini hari
ini, Kau kirim
aku gigil demi gigil, pada dua
rakat kali tiga tahajudku
Wahai Maha Penggenggam
kehidupan, wahai Cintaku
yang sering kutampik, adakah
gigil demi gigil itu
hawa yang juga Rabiah rasa.
Aku sibuk dengan dunia, padahal
dunia kerap menampik
Cintaku, mengapa Engkau begitu
sabar seolah kesabaranku
hanyalah noktah kecil dari
rahmanMu, dan aku tetap
bukan apa-apa di antara sekian
kebesaran
yang Engkau hamparkan.
Sudah lama aku jarang menangis,
namun mengapa
pukul dua lebih dini hari ini
aku begitu mudahnya
memintal air mata, adakah sesal
itu bermuara
dari jiwa yang kehilangan
cahaya. Cintaku, dosa
apa lagi yang telah kuperbuat.
Kini aku mengerti
mengapa Rabiah senantiasa
bermunajat
sepenuh jiwa, sepenuh jiwa,
sepenuh jiwa
Sebab Engkaulah Pemilik jiwa
semesta
Namun mengapa aku, sebagaimana
manusia lainnya,
terkadang melupa atau sengaja
melupa.
Maka dunia barangkali Kau
hamparkan
agar kami paham bagaimana jalan
berpulang
yang kekal pada kemenangan atau
kekalahan
Meski Enright menyangsikan dalam
Dan dan Dan Lagi
karena ia tidak paham hakikat
bermain dalam jalan lain.
Maka, Cintaku, izinkan aku tetap
punya kekuatan
untuk ikut bermain sesuai peran
yang Engkau kehendaki
sebagai pencintaMu.
Bandung,
26 Mei 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D