Surat untuk Stiletto Book: Kategori Rookie
Dear
Stiletto,
Hal terbodoh dalam hidup adalah
melewatkan peluang di depan mata karena menunda sekaligus mobilitas. Dan aku
ingin menebus semua kesalahan itu dengan menulis ini. Setidaknya inilah
pernyataan cinta terpendamku, setelah aku mengenalmu beberapa tahun silam.
Barangkali kau akan ikut patah hati dan menyesalkan perbuatanku dulu yang
dilandasi keengganan sekaligus ketiadaan sarana.
Selain profilmu yang pernah dimuat
majalah Sekar, aku mengenalmu lagi
dari Facebook, kau akan mengadakan
lomba menulis kisah tentang menggapai mimpi. Deadline kulewatkan karena aku ragu, apakah pantas mencoba
bersanding dengan sekian peserta yang barangkali lebih memiliki banyak impian
hebat sekaligus berhasil digapai. Keraguanku diperparah dengan kenyataan aku
tak leluasa mondar-mandir ke warnet karena ongkos transportasi mahal.
Jadi begitulah, aku telah membenamkan
diri dalam kubangan sesal. Melihat diriku tidak sekadar mencoba, menepis ragu
yang mengonak; dan pada akhirnya gigit jari melihat partisipan lain unjuk
gigi.
Nama-nama yang pada mulanya belum ada
kala aku mengawali duniaku ini, telah memiliki karya dan tempat tersendiri di
hati pembaca. Sedang aku bukan apa-apa. Betapa bodohnya mengabaikan undangan
yang pintunya sudah dibuka lebar-lebar olehmu, Stiletto. Mengapa tidak mencoba apakah ukuranku bisa muat ke
dalammu. Kau sepatu cantik yang mestinya tak kuabaikan karena ragu atau minder
dengan bentukmu -- yang kupikir di luar jangkauan. Aku telah lama lupa cara berjalan
memakai sepatu hak tinggi dengan anggun, merasa terbiasa dengan kelas sandal
plastik murahan yang dibeli di pasar tradisional. Inilah perbedaan pola pikirku
tentang selera diri, baca: kualitas diri dan kompentensi!
Sekarang, setelah semua waktu yang tersia-sia
dalam remah kenangan, betapa aku ingin membaca bagian dari dirimu, dan kalau
bisa terlibat dengan proyek-proyek
besarmu, sekarang dan mendatang. Sebagai pembaca dan penulis, kalau bisa.
Jika ini mimpi, yang jelas aku harap
bukan hal mustahil lagi. Ada modem dan netbook
di rumah, dunia kecilku agar aku leluasa menjelajah jagat besar kehidupan, maya
maupun nyata.
Aku ingin membaca bagian dari dirimu:
(sumber foto http://www.stiletto.blogspot.com)
1.
1. A Cup of Tea Menggapai Mimpi, untuk mengetahui dan belajar dari
impian para penulis yang karyanya terangkum dalam buku ini. Hidup bermula dari
mimpi. Kusadari itu, namun mimpi harus ditindaklanjuti dengan wujud nyata. Dan
aku butuh motivasi, agar berani mengatasi aral yang menghadang demi mewujudkan
impian! Belajar dari Herlina P. Dewi, Reni Erina, dan kawan-kawan!
((Sumber foto: http://stilettobook.blogspot.com)
2.
Don’t
Worry to be a Mommy,
aku seorang ibu, baru satu anak, anak lelaki yang lincah dan hiperaktif. Betapa
aku masih, selalu, dan rasanya akan diselubung kekhawatiran. Bisakah optimal
mengawasi sekaligus membimbing tumbuh-kembang anak semata wayang yang baru 4
tahun menapaki jalan kehidupan? Bisakah aku menjadi ibu yang baik? Rasanya aku
butuh banyak pedoman, dan kuharap buku Don’t
Worry to be a Mommy buah karya dr. Meta Hanindita bisa membantuku untuk
itu, membukakan cakrawala pikirku yang kukhawatirkan nol besar sebagai ibu
spesial.
(Sumber foto: http://www.stilettobook.blogspot.com)
3.
Ladies’ Journey, seru rasanya jika bisa bertualang
bersama para penulis cerpen ini. Ingin tahu seperti apa perjalanan mereka yang
menyimpan beragam cerita. Pahit-manis-asam-getir-bahkan tawarnya hidup. Aku ingin
dibagi agar kelak bisa turut berbagi! Hidup adalah perjalanan sendiri, namun
bagaimana cara perempuan menapaki perjalanan tersebut dalam sudut pandang
kemasing-masingan? Lala Purwono, Triani
Retno A., Icha Ayu, dan kawan-kawan membuatku sangat-sangat-sangat penasaran!
Jadi beginilah, Stiletto, aku baru tahu ternyata perempuan bisa cantik dan seksi
dengan caranya, menuliskan buah pikiran mereka. Dan kau pun menampilkannya
dengan bentuk tak kalah cantik, seksi, sekaligus ciamik. Begitu dekat dengan
dunia perempuan, all ladies, secara
isi dan penampakan, maksudku penampilan, hehe. Desain sampulmu catchy. Lembut sekaligus semarak. Kau
menggodaku untuk jatuh cinta.
Mohon terimalah cintaku karena aku tak
kuasa menampikmu. Barangkali gombal, hihi. Tapi kau telah membuatku penasaran
sekaligus mabuk kepayang. Sekali lagi, maafkan kegombalanku ini, aku terbawa
suasana agar bisa jadi penulis yang menulis dengan cara lincah dan segar.
Seperti hujan di bulan Februari yang selalu menghunjam alam dengan jutaan kubik
air cintanya, pada kita semua.
Sayang buku yang bisa kusebut hanya
tiga, padahal kau memiliki beragam judul di www.StilettoBook.com. Sungguh
menggiurkan bagi pencinta literatur!Selamat ulang tahun, tiga tahun adalah masa yang luar biasa untuk menapaki tahun selanjutnya. Semoga panjang umur!
Salam hangat, jabat erat, dan kecup-kecup ala cipika-cipiki,
Rohyati Sofjan ~ Run, pencinta hujan
bersenjatakan kata-kata sebagai jalan pedangnya ~
Limbangan, Garut, 6 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D