Sodom dan Gomorah
Kulihat Sodom dan Gomorah di
mataku, kulihat menyala.
Tiba-tiba aku teringat Surat Huud
77-83,
kisah Nabi Luth berabad-abad silam.
Kota boleh hancur namun legenda seabadi
namanya.
Lalu mengapa Tuhan ciptakan mereka
dan nafsu begitu mudahnya bertahta
dalam jiwa-jiwa anak adam dan hawa?
“Lantas bagaimana?” lalu nona lines
menanya
kala kota begitu panasnya membakar pori-pori
kehidupan yang tengah dijalaninya.
Pada psikiater tanya sendiri, kalau
perlu kutemani.
Namun akankah memuaskan jika engkau
lebih suka mengikuti instingmu.
Sedang pada ulama engkau takut
dianggap amoral,
sebab hidup memang penuh
keabnormalan.
Maka jangan tanya aku jika hanya
bisa memahamimu
tanpa ingin terlibat dalam tren
yang menjeratmu,
lantaran bagiku engkau tetap de
kecilku yang dulu.
Dan, ah, aku kembali menggelandang
dalam kehidupan yang memusingkan
sekaligus memuakkan.
Terus mencari, seorang pria
tentunya untuk jadi qowwam.
Sebab aku bukan lines, maka jangan
ajak aku masuk duniamu.
Lantaran aku tahu mungkin kisah
Nabi Luth terulang lagi
kapan-kapan, dalam gempa yang
menenggelamkan.
Seperti Sodom dan Gomorah dalam Al
Quran.
#Bandung, 5 Juni 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D