Jumat, 31 Januari 2014

Kabar dari Tanah Api



Kabar dari Tanah Api


/Fakhurradzie M.G.

Kau kirimi aku kabar demi kabar dari tanah terbakar
lalu musnah disapu gelombang dari dasar lautan
-- yang konon pengaruh gravitasi bulan.
Seolah belum cukup juga darah dan airmata
memadati jiwa-jiwa yang lantak dicabik perang
tak berkesudahan.

            Rencong dan ganja!

Siapa yang terhuyung, mabuk atau berdarah?

            Rencong dan ganja!

Ada bedil menyalak dan darah muncrat.
Lalu bom meledak dan daging terburai, mengasap.
Siapa di antara?
Diplomasi melingkar-lingkar dari perseteruan
            tak terpahamkan.
GAM dan RI dan rakyat sendiri.
Membuahkan pedih bagi kau sebagai saksi.

Menyusuri sudut gampong demi gampong
            yang tersisa cuma lidah api, puing, abu,
                        aroma sengak mesiu, anyir darah,
                                    dan letupan ketakutan-tangisan-kemarahan.

Inong-inong melahirkan dendam dari rahim sendiri  
            yang diperkosa serdadu-serdadu dari negeri angkara;
dan kaum lelakinya diculiki prasangka.
Anak-anak kehilangan cahaya.

            Rencong dan ganja!

Kini masihkah kakimu berpijak
            usai tsunami
                        menggulung semua
                                    cinta dan petaka.

            Rencong dan ganja!

Adakah rencong dalam jiwamu?
Sebagaimana moyangmu bersumpah mengusir kaum kape
            dengan darah.

Seperti apa, Radzie, dukkha itu telah kau bagi
tidak semata lewat www.acehkita.com saja atau Multiply.
Aku di sini, jauh dari desing peluru, ledakan bom, ranjau,
caci-maki, gemuruh ratapan, gelimpangan mayat tak dikenal,
sampai kabar orang hilang -- dan aneka pengkhianatan.
Lalu kota dan kampung yang digulung gempa dan air bah
            sebagai intro panjang.

Seperti apa, Radzie, dukkha itu jangan kau sulang
            sendiri.

Seperti apa, Radzie, darah kita sama merahnya,
mengisi jiwa yang diam-diam merapuh
digerogoti benci         
                        karena ideologi.

Seperti apa, Radzie, kilat di matamu masih menikam?
#Bandung, 25 Juni 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D