Bagaimana rasanya?
Ketika Go Ha Jin yang
tenggelam di danau peristirahatan, tepat saat gerhana matahari, raga dan
jiwanya mendadak terlempar ke masa silam. Muncul lagi tepat di kolam pemandian
air panas para pangeran di istana
Kerajaan Goryeo, Songak. Mundur ke masa lebih dari seribu tahun lampau dalam
wujud Hae Soo yang serupa dengannya. Pada masa pemerintahan raja pertama
pendiri dinasti Goryeo, Taejo Wang Geon.
Dia membuat 6 dari 8
orang pangeran menyukainya dan berteman baik dengan mereka. 4 orang di
antaranya jatuh cinta pada Hae Soo. Kepribadiannya yang menawan malah
membuatnya terlibat dalam intrik politik yang rumit membelit di istana,
berkaitan dengan perebutan takhta di antara para pangeran sendiri yang ingin
menjadi raja.
Itu drakor (drama Korea)
yang bagus menurut saya, meski sempat sebal karena Hae Soo yang periang lambat
laun jadi lemah tak berdaya dan jantungan menghadapi aneka tekanan sampai
fitnah kejam yang harus dialaminya. Tekanan dalam perebutan takhta itu rumit
dan nyelekit. Penuh pertumpahan
darah.
Ehm,
banyak adegan yang bikin saya haru berat sampai ikut mewek bersimbah air mata. Itu drakor paling tragis daripada
“Moonlight Drawn by Clouds” yang nuansa riangnya lebih kentara. Suka banget, deh, menonton drama sejarah
dalam balutan silat. Ada yang suka juga?
Sebagai catatan, bagi
yang belum tahu, istilah cogan
artinya cowok ganteng. Baru tahu
istilah itu setelah awal bulan Januari 2017, gara-gara galau tak bisa mengakses
internet karena modem Telkomsel Flash dengan kartu Simpati sulit menangkap
sinyal akibat posisi rumah, jadi malah nonton film Jepang bergenre dorama
romantis “Ookami Shoujo to Kuro Ouji”. Kentaro Sakaguchi emang ganteng, hehe,
tapi Yamazaki Kento yang juga main dalam film “L.D.K.”, “Orange”, “Another”,
dan “Heroine Shikaku”, ”Death Note 1-2-3” (hanya itu yang baru saya tonton!) juga
gak kalah gantengnya. Yup, ganteng-imut!.
Hahaha, sudah jadi
emak-emak yang di mata anak muda tak lebih dari seorang tante-tante terancam
menopause beberapa tahun mendatang, masih baper
(terbawa perasaan) nonton film drama romantis padahal suami sendiri
mengaplikasikan makna tersebut dengan caranya yang beda dari adegan film.
Berbahagialah para istri
yang bersuamikan tipikal tanggung jawab, perhatian, kasih-sayang, dan hal-hal
positif lainnya meski beda dengan karakter dalam film. Kita harus bersyukur
untuk itu karena anugerah tersebut belum tentu orang lain dapatkan. Masih
banyak yang harus bergulat dalam KDRT atau pengabaian tak berujung.
Saya suka karakter Wang
So, ia jantan sebagai lelaki dengan caranya. Rela mempertaruhkan nyawanya
berkali-kali demi menyelamatkan Hae Soo dari beragam fitnah, percobaan
pembunuhan, sampai patah hati. Sayang, sad
ending.
Bagaimana pendapat Anda tentang
Wang So, pangeran ke-4, yang pada akhirnya menjadi Raja Goryeo ke-4 dengan
sebutan Gwangjong? Ada yang baper
juga? Atau jadi kepo, apa bagi orang
Korea angka 4 membawa makna tersendiri?
Pada mulanya saya suka
Wang Wook, pangeran ke-8 yang tampan dan cerdas, sayang ia malah jadi pengecut.
Dan pada akhirnya, hidupnya serupa ungkapan Shakespeare, “Cowards die anytime before their death!”
Positif dari drakor
adalah bisa nobar alias nonton bareng dengan suami saat senggang, biasanya di
malam hari karena ia sibuk kerja tiap hari jadi laden alias pembantu tukang
bangunan demi anak dan istri, Senin sampai Minggu setiap harinya jika dapat
tawaran kerja -- dengan upah 60 ribu per hari. Ada semacam bonding (ikatan) karena nobar drakor atau dorama. Mungkin bisa
lebih menggugahnya agar lebih tahu ada banyak, lho, lelaki tipikal romantis yang bisa melelehkan hati perempuan
karena sikap tanggung jawab dan melindungi.
Asal tahu saja, bagi saya
nilai plus film atau drama serial bukan cuma tampang cogan melainkan pengarakteran mereka dalam menyampaikan pesan
cerita bermutu. Kita butuh film yang bukan cuma hiburan semata, ‘kan?***
Cipeujeuh, 22 Januari 2017
PS.
Terima kasih untuk sahabat baikku, Ipah, karena putri tersayangnya
mengizinkan saya selalu sedot koleksi film dari netbook lalu laptopnya. Bagi movie lover, bandar film adalah penyelamat
kegalauan, tinggal sedot kala tak bisa unduh sendiri karena jaringan internet
super-duper lelet tak terpakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D