DATA BUKU
JUDUL : THE ADVENTURE OF A
LITTLE TURTLE
OLEH : ENDANG FIRDAUS (NASKAH) DAN ADE WAWA (ILUSTRASI)
PENERBIT : 3M MEDIA KARYA
CETAKAN : PERTAMA, FEBRUARI 2014
TEBAL : 92 HALAMAN
ISBN : 978-602-7847--12-5
HARGA : Rp37.000
FABEL
atau dongeng mengenai binatang yang bisa bicara sarat makna filosofis. Selain
bisa mendidik anak untuk mencintai lingkungan sejak dini, juga alat propaganda
perlawanan pada kekuasaan yang disalahgunakan.
Menulis
fabel untuk anak bukanlah perkara mudah. Ada banyak unsur yang harus dikuasai
penulis cernak (cerita anak) agar karyanya mudah dicerna. Pemakaian bahasa
sederhana yang mudah dipahami dan tidak dalam kalimat panjang mutlak
diperhatikan. Mengingat daya nalar anak sedang dalam tahap perkembangan.
Kalimat panjang selain akan membuat anak cepat bosan, juga sulit mengingatnya
dengan baik. Padahal setiap unsur cerita akan memberi sapuan kenangan manis
pada anak kelak.
The Adventure of a
Little Turtle adalah fabel yang menarik untuk dibaca
anak. Bahasanya sederhana, jelas, tidak bertele-tele, serius tapi menyentuh,
dan mengundang senyum.
Adalah
Nyunyu, anak penyu yang bertualang mencari ibunya. Begitu mengharukan seekor
anak penyu terpisah dari induknya karena hukum alam. Barangkali kita mengetahui
bagaimana induk penyu betina bertelur dan memendam telurnya di pasir pantai.
Namun tahukah kita bagaimana setiap anak penyu yang baru menetas secara alami
akan menuju laut, digiring nalurinya; harus berhadapan marabahaya?
Endang
Firdaus memaparkan proses demikian bukanlah hal sepele. Dibantu ilustrasi
cantik goresan Ade Wawa dalam bentuk hitam putih yang bisa diwarnai oleh buah
hati kita. Novel anak bisa merupakan kampanye kesadaran lingkungan, menentang
sekaligus mengecam perilaku jahat yang dilakukan segelintir orang.
Marabahaya
pertama yang dialami Nyunyu begitu keluar dari sarangnya adalah hampir dimakan
anjing. Untung diselamatkan seorang lelaki baik, yang melepas Nyunyu ke laut
dan berpesan agar segera mencari ibunya.
Dari
sana Nyunyu bertualang selama lima bulan lebih tanpa hasil, malah bertemu
seekor kura-kura yang disangka ibunya. Paman Kura-kura tentu menyangkal dan
memberitahu Nyunyu tentang perbedaan antara penyu yang hidup di air asin (laut)
dan kura-kura yang hidup di air tawar (sungai, danau, atau rawa-rawa). Dari
kura-kuralah Nyunyu diberi tahu keberadaan ibunya yang tinggal di Pulau Penyu.
Dalam
perjalanan, Nyunyu berjumpa sahabat yang setia mengiringi pencariannya, Ikan
Badut dan Ikan Merah Kecil. Bahu-membahu saling menolong sesama, turut
menyelamatkan sekumpulan ikan yang dijaring agar bisa meloloskan diri, bahkan pada manusia yang hanyut akibat
perahunya dihancurkan badai. Nyunyulah pemimpin yang baik dan berani.
Kita
bisa belajar dari fabel, rasa solidaritas hewan, keprihatinan mereka terhadap
manusia yang merusak alam. Bagaimana akibat yang harus ditanggung penghuni laut
jika terjadi pencemaran lingkungan kala ada kapal tangker karam yang
menumpahkan minyak? Nyunyu dan kedua sahabatnya diperingatkan seekor ikan kakap
merah yang telah jadi korban agar segera menyelamatkan diri setelah memberitahu
apa yang terjadi. “Se, sebuah kapal
pengangkut minyak bumi milik manusia tadi malam terbalik di perairan ini.
Minyak bumi yang diangkut manusia itu kini bertaburan menutupi permukaan laut.
Laut di sini jadi tercemar. Ikan-ikan banyak yang mati karenanya. Dan, ra, ra,
rasanya aku pun tidak bisa bertahan lagi. Na, napasku sesak sekali. Insangku
dipenuhi minyak!” Ikan Kakap Merah mengembuskan napas terakhir. Perlahan
tubuhnya melayang menuju permukaan laut. Nyunyu, Ikan Badut, dan Ikan Merah
Kecil memandanginya dengan sedih (hlm. 40).
Sampai
perburuan penyu secara ilegal karena daging penyu dianggap enak disantap dan
cangkangnya bisa dijadikan hiasan. Tindakan semacam itu yang dilakukan manusia
secara serakah akan menimbulkan kepunahan bagi kaum penyu sendiri. Padahal
penyu merupakan bagian dari keseimbangan ekosistem yang harus dijaga.
Manusia
digambarkan ada yang baik dan ada juga yang kejam. Ayah Nyunyu ternyata telah
wafat ditangkap pemburu penyu, dan ibunya yang ganti memimpin para penyu di
Pulau Penyu sedang terancam bahaya akibat tertangkap para pemburu. Lalu
bagaimanakah cara Nyunyu dan kawan-kawannya untuk membebaskan mereka? Akankah
Nyunyu bisa bertemu dengan ibunya dan menyelamatkan rakyat penyu? Lucu dan unik
kisahnya. Sekaligus mengharukan.***
Cipeujeuh, 30 Aril 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D