Jumat, 08 Agustus 2014

Seru-seruan Bareng TwiRies





TERNYATA seru juga jadi anak kembar!
Baca TwiRies, The Freaky Twins Diaries karya Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki bikin saya yang kepo jadi tambah ilmu. Ilmu perkembaran, hihi….
Emang, pada dasarnya sebagai orang awam yang gemes pada insan kembar, ternyata saya pernah juga melakukan hal-hal tabu seperti yang banyak dikupas dalam buku TwiRies. Soalnya, kembar bagi saya merupakan insan langka dari milyaran umat manusia sedunia. Di Kampung Cipeujeuh, Desa Ciwangi, Kecamatan Limbangan, Garut ini saja dari ribuan jiwa penghuninya, cuma ada empat pasangan anak kembar yang saya kenal!
Pasangan pertama yang saya kenal adalah keponakan teteh ipar. Waktu itu mereka masih 5 tahunan, Winda dan Windi. Imut, lucu, dan gemesin tentunya. Dan sebagai adik, entah mengapa Windi lebih galak. Kayak Evi, ya. *Disambit dodol*
Jujur saja, pada mulanya saya sulit membedakan mereka, butuh waktu lama untuk terbiasa dan bisa mendeteksi perbedaan agar gak salah sebut nama. Bangganya, wuih, kala bisa menyebut nama mereka dengan tepat sampai orang lain di luar keluarga kami heran. Kayak disodori permainan cocok gambar, gitu. *Digetok panakol bedug*
Namun sekarang, setelah mereka tumbuh besar dan saya sangat-sangat-sangat jarang atau boleh dikata tidak berinteraksi lagi dengan pasangan kembar itu, saya nyerah untuk membedakan mereka. Ilmu cocok gambar zaman dulu sudah lama menguap ditelan masa. Dan kalau mereka pas berdiri tepat di depan saya, paling juga saya cuma bisa bengong. *Kian error!*
Inilah sahibul pembuka ala saya mengenai keunikan anak kembar. Dan sebelumnya saya pengen uyek-uyek Evi sampai lecek saking gemasnya gak bilang-bilang bagian dari dunia perkembaran. Iya, sudah lama kenal Evi berkat komunitas Mnemonic Genk Mnuliz, Bandung, yang domotori Ralian Bahar, Afnaldi Syaiful, dkk. Saya dan Evi pernah kopi darat di Wabule (Warung Buku Lesehan) Jalan Imam Bonjol yang teduh dengan rimbun pepohonan.
Evi cantik, deh. Imut, modis, dan gemesin. Matanya sipit dan kayak kucing. Rambutnya panjang sebahu. Lalu di pertemuan kedua malah potong rambut seleher. Saya pikir doi lagi patah hati dan pengen move on dengan jalan ngebabat rambut sendiri (daripada rambut orang, hehe). Namun Evi ternyata menyimpan rahasia terbesar. Entah mengapa identitasnya sebagai anak kembar tidak dibahas di milis Mnemonic, dan saya tahunya Evi cuma punya seorang kakak perempuan bernama Yuniska doang. *Kasihan Eva diumpetin :p*

Teh Eva dan Evi ini pada cantik, ya?

Okelah, sejak punya modem Smartfren dan bisa leluasa menjelajah dunia maya, saya baru tahu Evi punya saudara kembar! Saya pengen protes karena: meski sudah dianggap dekat kok tidak diberi tahu. Dan baru-baru ini sempat interogasi Evi via Twitter, apakah pernah dikerjain Evi dan Eva? Ih, parno banget. Syukurnya kata Evi enggak. Entah enggak tega ngerjain atau enggak sempat karena kami cuma dua kali ketemuan, hehe.



Foto hasil jepretan Ai Gheena

Bagian itu saya peroleh jawaban dari halaman yang bahas soal pergaulan Evi dan Eva yang beda dari cerita teman-teman mereka di bagian BUY ONE GET ONE FREE.
Baca dehTwiRies, kamu akan tahu bagaimana gokilnya mereka dalam hal ngerjain orang. Saya yang khatamin buku setebal 304 halaman itu banyak geleng-geleng kepala, gemas plus heran dengan aneka polah mereka yang ngejubileh ajaibnya. Sudah kembar, unik, suka aneh tapi nyata pula.
Gimana enggak ngakak kala baca kisah mereka yang pernah nekat tukaran sekolah dan alami kejadian konyol bin lucu plus deg-deg plas apakah akan ketahuan para siswa dan guru! Nekat banget si kembar itu!
Tapi asyik juga, ya. Asyik bisa bertukar peran, meski pada akhirnya akan gimana gitu kalau ketahuan, hehe. Baca deh, kutipan di bawah ini mengenai aksi tukaran sekolah meski cuma sehari saja, ini kisah Eva si lembut anggun:
Mulailah petualangan saya di sekolah Evi yang dibuka dengan adegan klise, terlambat masuk dan ditahan guru BP ala cerpen zaman dulu. Saat masuk kelas, saya ditatap dengan pandangan penuh tanda tanya, tanda seru, dan tanda baca lainnya oleh teman-teman Evi. Sepertinya, mereka curiga kalau saya murid yang menyamar. Atau perasaan saya saja, sih. Biasalah, yang punya dosa. Adrenalin saya maksimal. Takut ketahuan, terus diusir. Ketika sedang dilema antara terus berdiri di depan pintu kelas dengan ekspresi tolol tetralogi atau asal duduk di bangku kosong mana pun, mata saya bertatapan dengan seorang cewek. *Selanjutnya baca dehTwiRies biar bisa nuntasin kepo :p*
Kisah Evi, si tomboi badung itu tak kalah ngenes:
Ada satu kendala berat dalam perjalanan ini. Di sekolah Eva, banyak banget teman SMP saya. Beberapa malah teman akrab. Susah juga ternyata berakting di depan mereka. Mau bagaimana lagi. Mereka pasti tahu kalau itu adalah saya.
Teman: *menepuk bahu* Hai, E…va. Eh, Evi!
Evi: *berkedap-kedip* Eva.
Teman: Evi, ah! Eva ‘kan suka pake anting!
Deng! Saya lupa pakai anting. Dasarnya saya emang lebih tomboi dari Eva. Kami sama-sama nggak suka perhiasan, tapi Eva lebih tahan pakai anting ketimbang saya.
Sesampainya di kelas, beberapa teman yang disinyalir sahabat Eva mulai mengerubuti saya. Beberapa menampakkan ekspresi super kaget. Ada yang sampai menganga, ada yang sampai ngiler (langsung becermin, memang secantik itu saya, ya?), atau wajahnya langsung cengok parah gitu. *Selanjutnya, bisa cari tahu sendiri gimana ngenesnya Evi di buku TwiRies, hihi….*
Kayaknya jarang ada buku yang bahas kisah kembar secara pelit (personal literature), TwiRies dengan murah hati berbagi kisah-kisah klasik nan unik tentang kehidupan anak kembar itu gimana. Ternyata perbedaan membuat kebanyakan orang otomatis membedakan atau suka cari-cari perbedaan dalam diri mereka yang berbeda. Dan ternyata banyak pula tanya yang dilontarkan pada mereka. Sesuatu yang bikin Eva dan Evi bete. Ehm, siapa yang tidak bete kalau diajuin silly question yang itu-itu mulu dan kerap banget, coba.
Jadi ingin iseng betein Eva dan Evi dengan tambahan silly question yang tidak dibahas dalam TwiRies, hihi. “Napa gesture kalian di trailer film TwiRies di bawah ini bisa sama dan kompakan? Bikin gemas saja! Pakai latihan atau sudah bawaan?” Tuh, ‘kan, kira-kira Eva dan Evi akan mangkel enggak? Tadi kala nonton sempat ngakak dan heran. Amboi, gaya si kembar memang memesona, kelihatan ekspresif!





Bicara soal silly question yang seabrek mencekoki kehidupan Eva dan Evi. Jadi kagum pada upaya Eva yang bela-belain cari info di internet kala ditanya soal golongan darah anak kembar, meski Evi ngambek dan manyun-suranyun. Eva memang manis, namun kemanisannya bisa menguap jadi sadis bareng Evi kala dicekoki pertanyaan lanjutan, “Di antara kalian siapa kakaknya siapa adiknya?”
Bela-belain cari info demi fans kepo

Ah, untung saya tak pernah ajuin pertanyaan gitu. *Usap leher :v*
Seru banget baca kisah kembar, memang sih bukunya bukan untuk panduan bagaimana perangai si kembar atau psikologi menghadapi anak kembar. Bukan juga buku yang menjelaskan bagaimana dunia anak kembar. Bagi Evi, buku ini hanya menjelaskan dunia saya dan Eva. Dunia kecil kami. (Hal. 13)
Meskipun demikian, TwiRies memaparkan banyak hal unik dalam kehidupan anak kembar. Bagaimana Eva dan Evi pernah terjebak kisah cinta monyet yang malu-maluin pada cowok sebaya di SD mereka. Kadi Oktavianto, namanya. *Sekalian bantu cariin Kadi lewat tulisan ini*
Duh, bagaimana bisa gara-gara seorang Kadi, Eva dan Evi jadi saingan, hihi. Dan Kadi, yang mungkin bingung, malah memilih dekat dengan Eli teman mereka. Itu belum seberapa, lepas dari masa SD, kala remaja sampai dewasa juga kisah asmaraloka mereka layak ditetralogikan dalam kitab supertebal! 
Syukur alhamdulillah, pada akhirnya mereka beroleh jodoh. Semoga tetap harmonis bareng pasangan, ya, aamiin….
Baca TwiRies banyak asyiknya. Sudah tebal, gaya berceritanya juga ringan mengalir. Jadi bisa tahu bagaimana kemajuan Evi tersayang. Padahal dulu parah banget tulisannya secara gramatika, waktu telah mendewasakan seorang Evi hingga tulisannya pun ikut matang, dan sebagai teman lama turut bangga pada pencapaian Evi yang sudah menerbitkan novel solo. Padahal dulu Evi pernah bilang pada saya sukanya bikin puisi dan cerpen. Keren! Terima kasih karena Eva telah mendampingi Evi dalam peran besar kalian.

Asyik, ada komiknya!

Senang karena di bagian dalamnya banyak sisipan komik yang bisa membantu ilustrasi cerita, menambah warna. Sampai Astri anak temanku yang sobat kecil Palung pun penasaran. Rebutan TwiRies bareng Palung. Ehm, sebenarnya cuma untuk aksi, doang, hehe. Tapi Astri pengen baca juga. Komiknya dulu. Baru kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Palung malah belum sekolah, belum genap 5 tahun tidak akan diterima TK sini.

Aku duluan baca!

Olala, Eva dan Evi, baca TwiRies  membuat saya sadar akan kekayaan warna hidup ini. kalian kembar dan kalianlah yang membuat pilihan akan bagaimana mewarnai dunia dengan karya yang bermanfaat bagi sesama. Mencerahkan pula. Ya, semoga TwiRies bisa menjawab sekian silly question yang kerap diajuin orang atau bahkan kalian ajukan satu sama lain. Plus, bantu para kembar lainnya yang barangkali pernah alami nasib serupa.  
Banyak banget bagian yang saya suka dari TwiRies. Penyusunan tata letaknya pun apik. Ehm, Penerbit Diva Press benar-benar serius menggarap kisah kembar Eva dan Evi. Saya yang baru kali ini baca buku terbitan Diva Press jadi salut. Apik penyajian dan bahasanya. Sampai EYD pun diperhatikan betul. EYD merupakan patokan saya dalam memilih buku berkualitas, selain isi dan gramatika. Agar gak pusing bacanya, gitu.

Manyun bareng Twiries

Dalam bagian 1 SERUPA KITA, ada bagian yang langsung menendang! Mengenai perbedaan dalam kehidupan anak kembar. Pernah becermin dan menemukan wajahmu ada dua? Empat bola mata yang memandang sosokmu lekat-lekat, dengan gerakan dan ekspresi yang hampir serupa. Yang satu sosoknya terang dan yang lain agak gelap seperti bayangan. Mungkin bayangan itu menyeringai, mungkin terkikik, atau menangis sesenggukan? Tenang! Ini bukan cerita horor, tapi kisah nyata tentang anak kembar. (Hal. 19)
Bagian 2 TWIN LOVE membahas soal asmara yang ternyata bisa heboh juga. Bagaimana Evi dan Eva tak bisa terpisahkan. Ketika yang satu berpasangan, yang lainnya pun ikutan; ketika yang satunya putus, yang lainnya malah ikut ngejomblo atau dikomporin untuk ikut putus. Paling sering sih Evi yang angotan gonta-ganti pacar. *Ngacir naik sapu terbang Pipiyot, nenek sihir dalam komik "Ceritera dari Negeri Dongeng" di majalah Bobo*
Daaan… ada bagian akhir dari tiga bagian yang sukses membuat saya terharu-biru. DARI BELAHAN UNTUK BELAHAN menyadarkan saya bahwa sebagai anak kembar mereka ternyata tak terpisahkan. Bersyukur terlahir kembar meski kadang sebal juga.
Baca surat cinta masing-masing, dari Eva untuk Evi dan dari Evi untuk Eva, sukses membuat saya luluh pengen ngemil es krim cokelat campur stroberi plus kue lapis tepung beras. Legit dan manis banget. Melelehkan hati karena seakan ditulis dari kedalaman jiwa. Iya, saya kutipkan bagian favoritnya di sini, ternyata Evi puitis juga sekaligus filosofis:
Chaka Pumpkin Caterpillar,
Kita telah mengalami proses yang panjang dan berdarah untuk sampai pada sebuah penerimaan. Kita yang bertumbuh dan saling mendewasakan. Barangkali masih sesekali terasa memuakkan jika ada yang memperbandingkan, lebih seringnya kita abaikan. Kita yang kembar ini, acap kali membangkitkan keinginan superior banyak orang. itu yang pernah kau katakan yang kemudian kuaminkan. Mereka adalah yang merasa mengenal kita lebih dalam, merasa bisa mengakrabi kita, memperlihatkan pada dunia menjadi satu di antara kita. Biarkan sajalah, kita toh tidak pernah terpecah dan lebih sering menikmatinya sebagai hiburan.
Kau tahu,
Kadang kita ingin memiliki dunia yang berbeda, tak saling menjamah. Antara kita selalu ada dunia sunyi yang rapuh. Menyisipkan keheningan agar kita sedikit merasa tak utuh. Mungkin kau pikir karena kita ingin punya ruang sendiri. Jika kuresapi, jarak hanya membuat kita belajar untuk mandiri. Kita berjalan di bumi yang sama, menikmati langit yang sama, sampai nanti kita berpindah dunia. Jika sampai pada waktunya, aku tidak mau ditinggalkan. Ah, sudahlah, memikirkannya membuat ulu hatiku terasa nyeri.
Duh, Evi bikin saya pengen ambil tisu. Hiks. Betapa erat dan dekatnya kalian. Persaudaraan sekaligus persahabatan yang semoga abadi. Kalian telah saling berbagi ruang dalam rahim ibu. Lahir dan tumbuh untuk berbagi sekaligus dibagi dunia, bagaimanapun perbedaan di antara kalian tetaplah merupakan satu: sepasang kembar tak terpisahkan sebagai kesatuan! Ciptaan Allah Yang Maha Rahman!
Peluk hangat dari jauh. Tabik….
Limbangan, Garut, 8 Agustus 2014







#GIVEAWAY # TwiRies #EvaSriRahayu #EviSriRezeki

111 komentar:

  1. Mbak, aku pernah liat tweet Diva Press waktu promosiin buku ini. Aku kira ini novel loh, ditulisnya sama mereka berdua. Tapi ternyata pelit ya. Baca cuplikannya kayaknya mereka konyol banget ya. Di sisi lain tentu saling sayang. Namanya juga saudara kandung. Tapi, apa mereka sesusah itu untuk dibedakan? Soalnya aku juga punya temen kembar tapi keliatan bedanya. Cukup jelas.

    Oh iya, yang komunitas di Bandung itu apa masih ada Mbak? Aku kepengin ikut komunitas nulis yang seru gitu di Bandung. Ya lumayan buat berbagi pengalaman juga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau jarang ketemu pasti bakal sulit ngebedain, tapi kalau intens insya Allah bakal lebih mudah. Dalam buku TwiRies juga dijelasin gimana saja letak perbedaan antara Eva dan Evi. Namun setelah nonton trailernya, kalau gak barengan, bingung juga untuk ngebedain mana Eva dan Evi.
      Sering anak kembar punya gaya yang berbeda meski suka samaan, itu memudahkan kita dalam mengidentifikasi. Namun bagi yang jarang jumpa atau baru pertama kali, akan alami kejadian konyol juga. Dalam bukunya malah ada cerita teman Evi yang bikin ngakak, kira Eva merupakan "penampakan" Evi, hihi.
      Mnemonic gak tahu gimana kabarnya, personilnya setelah "dewasa" menjalani kehidupan masing-masing. tapi rasanya masih ada komunitas lain. Selain komunitas sastra kampus, di Bandung abnyak komunitas penulis independen. Coba Dwi sambangi acara seni sastra di Kota Bandung, kenalan dengan peserta lalu ajak ngobrol soal komunitas penulis produktif. Duh, sekarang kurang tahu banyak. Maaf, ya.
      Semoga Evi dan Eva yang juga baca postinagn ini berkenan bantu Dwi. Dwi penulis muda berbakat ayng cantik dan lembut, lho. Gak cuma orangnya, tulisannya juga mencerminakn dirinya.
      Please help Dwi Sartikasari, ya, Vi dan Va....
      Makasih. :)

      Hapus
    2. Iya aku pengin ketemu merekaaa. Kayaknya seru aja gitu jadi tantangan tersendiri buat aku bisa ngebedain orang kembar hehe.

      Biasanya acara gitu malem sih Mbak. Aku nggak punya temen perginya. Kalo sendiri takut, malem.

      Aamiin, Kak Eva dan Evi, bantu akuuu. Kenalin aku sama komunitas keren dong, biar dapet pengalaman banyak dan bisa belajar banyak juga :D

      Hapus
    3. Nah, Eva dan Evi, ada tambahan fans lagi, nih. Gegara kalian unik sebagai kembar, penulis keren lagi, hehe. Ayo kenalan!
      Soal acara malam, barangkali ada juga yang siangan atau sorean, tinggal memantengi info atau kenalan dengan teman yang punya info acara gitu.
      Dulu saya biasa melayap malam demi acara seni, tapi kebanyakan acara seni, sih, bukan pelatihan. Kayak ke CCF de Bandung atau Gelanggang Remaja di Jalan Merdeka yang di sebelah BIP.
      Eh, Dwi, bentar lagi ada pameran buku Bandung di Gedung Landmark (Caesar Palace), Jalan Braga. Napa gak ke sana, ada banyak acara seru plus diskon buku. Aah, pengen banget ke Braga lagi!

      Hapus
    4. Iya nih hehe. Asik lagi ya dua-duanya sama-sama jadi penulis.

      Biasanya dapet infonya di mana Mbak? Aku kesulitan nyari acaara-acara seni gitu. Biasanya juga jauh-jauh dan aku takut kalo sendirian.

      Iyaaa itu pengin banget ke sana, semoga ada uangnya deh. Pengen banget borong buku hehe. Ayo Mbak kita ke sana bareng!

      Hapus
    5. Dulu dapat info dari milis sampai koran Pikiran Rakyat. Sekarang mah jarang dapat info demikian, kecuali kalau kita menyimak group FB yang berada di Bandung kayak Tobucil dengan Common Room,
      Oh ya, Dwi, sekarang ada lomba blog 7 hari nonstop, yang diadakan Syaamil Quran dan Pameran Buku Bandung. Coba cek di google. Saya gagal membagikannya di wall karena sinyal kala kemarin daftar.
      Sayang saya tak bisa ikut ke pameran, gak siap dana lagi. Moga tahun depan bisa.
      BTW, napa gak ditemani Karei ke pameran buku, soal acara malam mah abaikan saja. Di pameran buku juga ada banyak acara lomba dan seni. Moga bisa jumpa insan pegiat sastra dan penulis beken. Atau Eva dan Evi juga akan hadir dan promoin TwiRies di sana?

      Hapus
    6. Oh iya ntar aku coba cari deh Mbak hehe. Itu grup event-event di Bandung ya? Nanti aku cari juga info itu di google.

      Kalau weekend mungkin bisa. Tapi kalo weekday dia kan kerja Mbak. Jadi meskipun malem tetep gak bisa hehe. Iya aamiin, semoga bisa dateng nanti ke pameran buku itu.

      Hapus
    7. Mbak Dwi, komunitas menulis di Bandung banyak. Tapi kalau Mnemonic udah nggak ada. Hiks

      Enaknya, komunitas menulis sekarang banyak bertebaran di ranah online. Saya rekomendasikan komunitas Taraje, Monday Flash Fiction, dan kalau suka ngeblog, coba ikutan Warung Blogger dan Kumpulan Emak-emak Blogger.

      Hapus
  2. kayanya kalo punya kembaran itu enak ya? jadi misalnya mau mutusin pacar bisa minta kembaran kita aja, jadi gak perlu nyesek-nyesek kitanya mau ngasih tau ke doi, hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, Aldi, ide bagus. Tapi gak tahu gimana menurut kembaran lain. *Lirik Eva dan Evi*

      Hapus
  3. aku punya beberapa pasang sepupu yang kembar mbak, ada yang cowok-cewek, ada juga yang cewek-cewek. memang setiap kembar itu meski wajahnya sangat mirip, pastilah terselip perbedaan meskipun kadang kita gak sadar dimana letak bedanya. saudara ku yang kembarnya cewek-cewek itu susah banget dibedainnya, soalnya selain wajah dan tinggi badannya sama, bajunya juga suka sama lagi. gimana gak bingung. hehe

    aku baru dengar buku ini mbak, berhubung ditempat ku gak ada toko buku serupa gramedia, jadi sangat sulit untuk mendapatkan buku-buku terbaru. tapi jika dibaca dari sedikit yang mbak tulis diatas sepertinya menarik buat dibaca. apalagi aku sedang senang-senangnya membaca saat ini mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembar itu unik, ya? Ada juga yang kisahnya freak kayak Eva dan Evi, hihi. Gimana rasanya punya sepupu kembar? Barangkali genetis. Apa Rita juga ingin punya anak kembar, kelak? Becanda.
      Soal buku, aku pesannya ke Diva Press. Bulan ramadhan kemarin 'kan ada diskon, jadi dapat potongan harga lumayan. Untuk ongkir karena masih sepulau Jawa dan pos biasa, masih murah. Entah Pekanbaru.
      Gimana kalau Rita pesan langsung ke penerbitnya? Bisa lewat akun twitter @divapress01. Atau nomor telefonnya di jam kerja. Bisa SMS juga. Penerbit Mayor | Event and News: http://www.blogdivapress.com & http://ediakhiles.blogspot.com | Pemesanan buku ke Nita (0818 0437 4879) | http://kampusfiksi.com

      Yogyakarta, Indonesia · divapress-online.com

      Hapus
  4. Haha, langsung kebayang abis baca cuplikan waktu Si Kembar tukeran sekolah. Bakalan kocak dan konyol pastinya. Oiya, kayaknya permasalahan saudara kembar itu hampir2 mirip, deh. Dulu sewaktu masih SD, aku punya temen kembar yg berebut cowok. Mereka suka dg cowok yg sama. Sama kayak ceritanya di Twiries itu. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih asyik Daus masih bisa menyaksikan langsung, hihi. Dan kejadian tersebut bukan hal salah tulis kayak blog Daus yang asyik.
      Penasaran banget nih dengan acara kembar yang rebutan gebetan, haha....

      Hapus
  5. jadi sedih sekaligus terharu pas baca ini. sebagai anak tunggal yang kepengen banget punya sodara, baca postingan ini bikin aku sukses tambah envy pengen punya sodara kembar gitu :3 hehe
    pastinya asik bisa berbagi, tumbuh bersama, dewasa bersama, belajar memahami satu sama lain bersama :")

    sukses mak lombanya :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh Lilis, jangan sedih, dong. Meski tunggal barangkali Allah menganugerahkan Lilis sesuatu agar tak sepi sendiri. Semoga limpahan kasih dari ortu mencukupi, dan punya banyak teman plus sahabat yang asyik. :)
      Makasih, ya.

      Hapus
  6. Aaaaaak keren ni buku kayanya.. gua kira pertama nya ni yang novel gimana gitu

    gua beruntung nya selalu punya temen2 kembar di setiap kelas haha emang anak2 kembar tu ya insan langaka yang sifat2 nya juga ga bisa ketebak..

    apa lagi ini cerita nya tentang pasangan kembar yang gokil, ah beli ah.. nice review deh !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loh, sama nih, kala pertama lihat kirain novel juga. Setelah baca ternyata tentang pengalaman pribadi. Dan seru-seru semua. Ada komiknya lagi.
      Ridho benar-benar beruntung punya banyak teman kembar, bisa belajar mengenal karakter mereka yang unik.
      Ayo dibeli, bisa untuk kado teman kembar. ;)

      Hapus
  7. punya juga temen kembar. awalnya emang susah dibedain. tp semakin lama semkain terlihat jelas perbedaan mereka. dan untuk eva dan evi kayaknya salah satu dari mereka ada yang tembeman. ini ceritanya pasti keren sampe ada trailernya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, promo buku harus abis-abisan agar banyak yang tahu dan berminat. Makanya pakai trailer film itu ide yang unik abis.
      Semoga saja bukunya laris manis. aamiin.
      Iya, Evi lebih tembem. ;)

      Hapus
  8. wahhhh pengin beli bukunya jugaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkk Mak Roh~~
    eh ini ikutan GA nya yang di share Mbak Luckty ya :D
    hihihi semangat GAnya makrohh babat semuahhhhhhhhhhh

    tapi itu enak banget bisa tukaran tempat gituhhh.. penginnnnnnnnnn!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo beli, Vina. tinggal hubungi penerbit Diva saja di Twitter juga bisa.
      Ini GA yang beda karena yang punya Mbak Luckty fotonya diwarnai.
      makasih, Vina. Ikutan juga. Oh, kembar emang unik, hihi.

      Hapus
    2. Iya Mak Roh, kemarin di gramed ada ketemu. tapi ini lagi ngumpulin kepingan hati eh kepingan selembaran uang ratusan. kemarin udah terkuras T.T

      Hapus
    3. Semoga rezeki Vina selalu lancar, dan setelah masa lebaran usai yang ikut menguras dompet, dompetnya terisi lagi dengan kepingan lembaran hati, eh rupiah, lagi. :D
      Semangat!

      Hapus
  9. Hahaha, lucu ih lihat trailernya. jadi pengen baca bukunya!!! udah lama juga nggak ke toku buku :(...ahhhhhh masih ada banyak keperluan yang harus dipenuhi...belum bisa beli buku deh :=..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Moga di lain kesempatan bisa dapat rezeki untuk buku. BTW, rajin ikut kuis atau giveaway berhadiah buku. Ada yang syaratnya gak berat kok. Ada banyak sekarang.
      Tetap semangat.

      Hapus
    2. wah, aamiin mbak...iya deh aku mau coba - coba :D

      Hapus
    3. Kalau menang, alhamdulillah senangnya. Dapat tambahan hadiah. Kalau kalah, yah tak apa. Beroleh pengalaman saja. Yang penting jangan kapok apalagi menyerah di tengah jalan. :)

      Hapus
  10. Diva press, baru kali ini terbitannya bagus dari luar sampe dalem, Hahahha
    Sukses terus mba, dan Teh Evi yang unyu-unyuable :p (semoga doi baca deh)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru kali ini baca buku terbitan DIVA, jadi gak tahu banyak. Tapi puas dengan isinya. Kayak terbitan mayor yang prof gitu. Biasanya baca Gramedia.
      Makasih, Mas Ryan Hasanin. Semoga Teh Evi baca juga salamnya yang di group FB Freak Blogger Community.

      Hapus
  11. Sudah lama nih nga ke toko buku. :)
    Kelihatannya ceritanya menarik dan menambah pengetahuan tentang hal-hal yang imajinatif..

    Terima kasih atas ulasannya.
    Salam Blogwalking dari saya Sanz Yu (www.sanz-yu.blogspot.com)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukunya bisa dipesan secara OL ke penerbit Diva jika tak sempat ke toko buku.
      Tidak cuma mengasah imajinasi saja, ada hal-hal yang terasa personal telah mereka bagi.
      Makasih sudah BW, tunggu kunjungan saya, ya. *Sibuk balas komen dulu, nyeka kening*

      Hapus
  12. Kalo dengar kata kembar, enak kali ya mbak kalo punya pacar kembar :D
    Coba nanti cari bukunya ah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Atau kembar itu asyik untuk dibikin sketsa sosok mereka, Efnu? Tantangannya lebih besar daripada sekadar dapat pacar kembar, hehe.
      Moga dapat bukunya, 'kan ada ilustrasi komik juga. Sip.

      Hapus
  13. wah :D
    nyoba ah cari bukunya nanti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo cari dan baca lalu ikutan GA TwiRies juga! :) DL 31 Agustus.
      Makasih.

      Hapus
    2. aduuhh tadi sempet ke kota tapi lupa nggak beliiiii~ ckckck lupa catat

      Hapus
    3. Hehe, bisa juga pesan secara online langsung ke Penerbit Diva Press agar tak lupa. Tapi Fuji sekarang 'kan kuliah di Yogya, napa gak sekalian beli di tempatnya saja? ;)

      Hapus
    4. oh gitu ya?
      heeheh aku belum balik jogja mbak roh

      Hapus
    5. Masih betah di rumah, ya? Katanya pengen ke TSB kayak Dwi, napa gak sekalian cari di Gramedia BSM-nya? Atau main ke Pameranb Buku Bandung akhir Agustus sampai awal September?

      Hapus
    6. masiiihh beath banget hhaha
      baru balik kesana sekitar 7 september :3

      pengen sih kesana tapi masa sendirian -3- nnt aku kayak anak ilang, di culik hehehe

      Hapus
  14. pelit itu maksudnya apa mbak ? kisah nyata ato kisah yg tokohnya fiksi ? gue gak ngerti genre gitu-gituan...

    itu juga lomba ya ? hadiahnya smartphone itu mbak ? aah jadi pengen ikutan. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Personal literature artinya tulisan mengenai diri kita secara perrsonal (pribadi), kisah mengenai keseharian atau apa yang unik. Raditya Dika juga ada unsur pelit-nya. Ini kisah nyata ala Eva dan Evi. Harus baca bukunya jika pengen ikutan. tinggal klik link foto dalam Twiries bakal terhubung ke blog Evi mengenai lomba.
      Ayo ikutan, DL 31 Agustus! Hadiahnya keren. :)

      Hapus
    2. ooh, perasaan Raditya Dika itu novelnya Ninfiksi-Komedi loh mbak -,-

      Hah ? harus beli dulu berarti ? yee, gue aja ini nyari yang gratisan mbak. Maklum, mental gratisan. haha

      Hapus
    3. Ada banyak novel nonfiksi komedi sekarang ini, Wil. Contohnya karya punya Bang Edotz Herjunot juga (tapi belom baca). Dan peluang bikin pelit bagi blogger gaul macam kita kian terbuka lebar. Apalagi untuk Wil yang suka ngaco dan absurd tulisannya, hehe.
      Tenang, masih banyak giveaway gratisan. Namun yang ini spesial, hadiahnya smartphone, aah....
      Lagian seru bisa ikutan giveaway yang diadain teman lama, hoho.... Kebanyakan ikut punya teman baru atau yang belum dikenal, sih. :D

      Hapus
  15. Huaaaahhh pengen punya anak kembar #eh nikah aja belum... Evi dan Eva?? A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga nanti beroleh jodoh yang bisa ngasi anak kembar atas izin Allah. Aamiin. Yang sehat dan lucu. ;)

      Hapus
  16. Huaaahh pengen punya anak kembar #eh nikah aja belum. Oh ya... sebelumnya jg udah kenal sama mbak Evi, kalau gak salah pernah buat even lomba blog untuk buku trailernya... dan baru-baru tahu jg klu ternyata mbak Evi punya saudara kembar pas mau launching bukunya yg ini... setelah itu saya kepoin... eh ternyata keduanya sama -sama penulis. Keren yaaak... udah kembar... jago menulis pula. Emang jarang sih ada buka bahas kembar kayak gini... awalnya saya kira juga novel tp pas baca postingan mbak ini, mungkin bukunya berkisah ttg true story si Evi dan Eva yah... jd penasaran?

    Btw anak kembar memang susah dibedakan apalagi bagi yang baru ketemu... tapi kalau udah sering-sering ketemu pasti gak sulit ngebedainnya...

    Good luck yah mbak buat lombanya... semoga beruntung^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jadi anak kembar emang sulit dibedain kala kali pertama jumpa, lama-lama akan terbiasa.
      Bukunya mengenai kisah nyata secara ringan dan menghibur. Bikin yang baca jadi punya ilmu perkembaran, hihi. Lumayan dapat tambahan ilmu bermanfaat. Soalnya jarang ada buku kayak ginian.
      Iya, makasih good luck-nya.

      Hapus
  17. Waw si mak udah punya aja nih bukunyee. . .lempar sini donk mak haha
    Kalo di pelajaran kimia jg ada yg kembar lho, kembar 3 malah, namanya alkana, alkena, alkuna ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, Ruth. *Lempar opak dan dodol*
      Baru tahu ada kembar tiga kayak alkana, alkena dan alkuna. *Payah ilmu kimia.
      Makasih dah mampir. ;)

      Hapus
  18. mak roh , neechan belikan buku itu mak roh T_T
    pengen baca cerita anak kembar itu , tapi neechan mau tanya . itu cerita cinta mereka mulai SD kah ? jangan jangan itu cerita nyata ya ? :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh, Neechan, andai saja ada rezeki sekalian pengen adain GA dengan hadiah buku TwiRies, hihi. Soalnya barusan bikin rumah jadi anggaran jebol. Doain aja Mak punya banyak rezeki agar bisa dibagi-bagi.
      Ceritanya nyata, kok. 'Kan personal literature.
      Jadi anak SD ada asyiknya juga, hihi. Bisa punya kisah cinta monyet.

      Hapus
  19. Wahaaaa panjang lebar ceritain si eva evi. Jujur sih aku ga kenal mreka tp smpet baca di twitter ttg mreka brdua. Hmmmm
    Ada aja ya tingkah polah anak kembar trmasuk si eva evi ini.

    Kalo dari buku sih keliatannya bagus mak..ada komiknya pula jd ga bosen tulisan mulu. Selain itu EYD jg diperhatikan. Pgn baca niih hahaha

    Mg menang yaa mb. Ulasannya komplit dan ringan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo baca, Mei. *Ikut promoin, hihi.
      Makasih apresiasinya, ya.
      Buku berkomik bagi anak muda gaul plus emak maksa gaul ada asyiknya, ngilangin BT dan bikin hepi. EYD itu mutlak penting dikuasai penulis agar penerbit sudi melirik naskah. Belajar EYD gak rempong kok, asal mau usaha dan serius. :)

      Hapus
    2. aaaakkk, iya mak beneran pengin baca :)
      nah itu tuh kelebihannya jadi ga bosen bacanya kalau ada nuansa beda yaitu disisipi komik dalam ceritanya :)
      Yup EYD emang penting dan patut untuk trs diperhatikan...pokoknya goodluck deh mak

      Hapus
    3. Sekarang ini pembaca, kata temanku, serba manja. Pengen yang ringan dan enak dibaca namun berisi.
      Komik merupakan nilai lebih, gak cuma sekadar ilustrasi penunjang cerita, bisa bikin yang baca hepi nyelesaikannya. Ada rasa ringan dan terhibur. Dan komik juga bisa menambah nilai greget cerita. Lebih jelas, gitu.
      EYD penting dikuasai penulis mana pun, agar yang baca tidak terjebak kumparan kesalahan sama.
      Makasih, Mei.

      Hapus
  20. ibu gue juga kembar lo, untungnya sampai sekarang ga pernah salah ngenalin dan ga pernah ketuker
    ga kebayang kalau seumpama ketuker2 gitu -_-

    menarik nih bukunya, bisa jadi referensi

    goodluck GA nya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, ibu Zain harus baca juga atau Zain bagi kisah konyol ibu sebagai anak kemar kala muda sampai sekarang.
      Mari dibaca.
      Makasih.

      Hapus
  21. jadi pengen punya kembaran..
    tapi saya meskipun gak punya kembaran, dulu ada kakak kelas yg mukanya sama. sampe dikira kita kembar..

    penasaran sama bukunya, mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Moga nanti beroleh keturunan yang kembar kalau dah nikah. Aamiin.
      Cerita dikira kembaran gimana? Ada banyak hal seru plus konyolnya? Jadi kepo pula pada kisah Yulita, hihi....

      Hapus
  22. kalo diliat emang rada konyol sih dari penjabarannya, mbak. Pasti kalo baca bukunya bakalan banyak lagi kenyolonan yang didapat. Jarang juga ada buku yang ngeceritain kembar gitu.

    Eh, tapi kalo diliat-liat keknya itu komik ya, mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak banget hal konyol yang mereka alami, termasuk silly question dari insan kepo yang gak kembar. Nah, BT juga mereka ngadepin pertanyaan berulang yang sama mulu. Jadi bikin buku itu agar bisa jawab semua dan tinggal bilang baca saja bukunya kalau disodori pertanyaan kepo yang silly lagi.
      Kebayang gimana. Untung baru tahu Evi anak kembar jadi agk pernah ajuin pertanyaan kepo secara langsung. Lagian jarang kepoin keponakan yang kembar, sih.
      Itu buku yang ada banyak komiknya, asyik dibaca, lho. :D Komiknya bagus pula. Ngingetin pada komik serial Superman yang sering dibaca kala kecil. Ada gaya manga-nya juga. Komikusnya keren, nih. Salam kenal, ya buat Zamal Matian, komikus dan ilustratornya. Plus Anton Gustian, inker. Kerja kalian kompak!

      Hapus
  23. akh, jadi pengen punya bukunya.
    kayaknya ceritanya seru banget.
    anak kembar itu emang unuk banget mbak.
    besok aku kalo nikah pengen punya anak kembar juga hehe.

    dulu aku punya temen sekolah kembar namanya yoga dan yogi.
    utuk membedakannya sangat gampang.
    si yoga rambutnya selalu dipotong cepak
    kalo si yogi rambutnya selalu belah pinggir.
    katanya biar orang gak salah sebut nama.
    capek liat orang salah membedakan mulu hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu kecil, mungkin anak kembar bisa polos kala menghadapi salah beda atau pertanyaan konyol, seiring waktu ada capek dan bosannya, hehe.
      BTW, napa ya, anak kembar kalau yang kakak selalu namanya ada akhiran a sedang adik cukup i? Hihi.
      Semoga doa Tifah terkabul, aamiin. Kembar emang unyu dan gemesin. Dalam film juga sering pakai pemeran kembar untuk peran anak kecil atau bayi. Gemes banget lihatnya. *Jadi ingat pipi Elvina Yanti yang gemesin* #Eh

      Hapus
    2. Waktu kecil, mungkin anak kembar bisa polos kala menghadapi salah beda atau pertanyaan konyol, seiring waktu ada capek dan bosannya, hehe.
      BTW, napa ya, anak kembar kalau yang kakak selalu namanya ada akhiran a sedang adik cukup i? Hihi.
      Semoga doa Tifah terkabul, aamiin. Kembar emang unyu dan gemesin. Dalam film juga sering pakai pemeran kembar untuk peran anak kecil atau bayi. Gemes banget lihatnya. *Jadi ingat pipi Elvina Yanti yang gemesin* #Eh

      Hapus
    3. iya mbak bener baget baru sadar aku.
      temen kakakku kembar eva evi. terus temen kuliahku kembar cewek cowok dona doni.

      Hapus
  24. merinding baca tulisan ini. jadi pengen beli bukunyaa. penasaran sama kisah si kembar eva-evi. Penasaran pas mereka tuker sekolah walau hanya sehari.

    kayanya asik y jadi anak kembar, apalagi pas ngisengin orang. Ternyata masalah cinta pun bsa kaya gt. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo dibeli dan selamat mengapresiasi, hehe.
      Coba bayangkan kalau mereka tukarannya gak sehari, melainkan kerap kali, gimana? Tapi sulit juga kayaknya karena ada perbedaan fisik yang mencolok bagi yang sudah kenal, dan takut ketahuan, hehe.
      Ngisengin orang adalah hal yang bisa dianggap mischief. Twin angel jadi evil, hehe. Alhamdulillah belum pernah diisengin mereka. Gak sempat 'kali.

      Hapus
  25. trimakasih udah mengaamiinkan mbak... emang dari dulu pengen banget punya anak kembar, iya ... smga sj jodoh jg segera datang... minimal klu gak dapet anak kembar... jodohnya yg datang punya saudara kembar #upst.. well.. penasaran ama bukunya... nt mw cari aahhh... kyknya seru jg bcnya gt krn ada gambar2 nya jg...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu, sebelum nikah juga pernah pengen punya anak kembar. Tapi sekarang malah dikasih satu saja. Barangkali akan repot kalo langsung dikasih kembar. Itung-itung latihan, hehe. Sekarang mah gak tahu apa akan dapat adik buat Palung. Faktor usia. :) Yah, syukuri apa yang ada. Anak itu amanah besar dari Allah.
      Semoga kalau Zhie punya anak kembar, ada yang abtu urus, soalnya di awal pertumbuhan, dari bayi sampai balita, akan banyak repotnya, hehe.
      Semoga pula Allah lekas mempersuakan Zhie dengan jodoh yang ikhsan. Aamiin.
      Iya, bukunya seru! Sekaligus di bagian akhir ada unsur haru-biru. :D

      Hapus
  26. ihh ini niat binngit bacanya. walo dari awal aku nggak tau soal Twiries itu jadi tahu abis bacanya...lagi lagi giveaway, niat abis mbaaaaaaak...semoga menang ya, kalo ini niattttt bingit soalnya...

    kalo pengalaman sama orang kemabr sih dulu pernah...Namanya Budi Nugroho dan Budi Anggoro. Salah satunya pernah menjadi pacarku. huehehehe...tapi seru sih emang, lucuk abis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oy, Mey pernah pacaran dengan anak kembar?! Dahsyat! Gimana kisahnya? Sudah dipajang di blog gak? Sekarang gimana dengan mereka. Apa pernah salah orang? Semoga gak salah pacar, hihi.
      Makasih, Mey. Semoga saja. Aamiin.
      Selamat berburu TwiRies, semoga bisa melipur hati kala sendiri di kos. ;)

      Hapus
  27. apa sampe segitu gak bisa dibedainnya ya?
    kalo aku punya temen kembar itu kelakuan dan wajahnya beda banget, memang di awal liat sama tapi akhirnya bedaaa.

    wah, giveaway lagi yaaa.
    semoga menang deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ada yang bisa dibedain, ada juga enggak, terutama bagi yang gak kenal atau baru pertama kali lihat. Butuh waktu untuk itu. :) Dan akhirnya kayak Ky yang terbiasa dan bisa bedain, hehe.
      Alhamdulillah bisa ikut giveaway lagi. Semoga ada rezekinya. Aamiin. Makasih. :D

      Hapus
    2. iya sih mak.
      tapi aku punya tetangga yang kembar tapi mereka beda pake banget :D

      Hapus
  28. Pengen deh jadi kk kayak si twin, walaupun sering berantem abis itu baik lagi.dan suratnya mwnyentuh banget, aku sama adikku klo abis berantem baikan lagi nya lama, berbulan2. Tp klo sama adik tg cewek sih cepet... Sama yg cowok ini yg lama,rasanya sakit hati bais berantem belum
    ilang2....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang antara saudara akan ada acara berantemnya, dan tiap individu punya cara menyelesaikanpermasalahan tersebut agar membaik dan sama enak. Semoga adik Kak Risah yang cowok kekerasan hatinya bisa melunak. Akan sulit jika ia merasa sebagai anak yang paling di rumah. Semoga saja hatinya tergerak untuk sayang kakak. Berbulan-bulan itu sulit banget rasanya. Dengan suami saja berantem dan marahan sehari gak enak. Duh.

      Hapus
  29. MAAAAK ROOH AKU DONGG KENAL SAMA KAK EVI.... TAPI DIANYA ENGGAK KENAL AKU SIH. DULU SERING BANGET BW SATU SAMA LAIN, TAPI SEKARANG DIA SUDAH TERKENAL. AKU JADI BANGGA. TERNYATA MAK ROH SATU DARI SEKIAN YANG BERJASA DEMI KESUKSESANNYA YAAAA AH MAU DONG DIAJARIN BANYAK HAL SAMA MAK...

    hehe. Aduh, sorry mak. Kebawa suasana jadi tulisannya gede-gede.. gapapa ya, kan huda lagi semangat, apalagi baca sepenggal kisah dari twiries itu. Aku sih dulu udah pernah tau kalo Mbak Evi itu punya kembaran, pernah ditulis di blognya. Dan ceritanya keren banget, eh gataunya sekarang udah jadi buku aja. Btw harus beli niH! Aku pengen beli pokoknya. Itu ada di tokobuku kan mak? Biar tak usah pesan...

    Ehem.. kita kadang nagih cerita yang baru, fresh, dan menantang. Bukan yang klise apa lagi soal tukaran sekolah dari si kembar, tapi kalau itu kisah nyata, apa boleh buat, ya reaksinya cuma bisa manggut-manggut atau kebalikannya, menggeleng-geleng sambil mangap-mangap gitu. Kita kan mikirnya, ah itu cuma karangan belaka, fiksi, tapi ini nyata! Ahhh aku pengen tahu kisah-kisah mereka. Makasih mak, sudah mengabari lewat postingan ini. Dan juga, Huda minta maaf soalnya bw-nya telat banget, lagi...apa ya.. lumayan sibuk ngurus kuliah, Huda jadi Maba tahun ini.. Makasih mak.. :D

    oh iya untuk videonya enggak bisa aku mainkan dulu, koneksi pake modem yg udah ngelewati batas FUP soalnya -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh Huda yang bersemangat. Gak apa ditulis kapital, kerasa semangatnya, hehe. Alhamdulillah, malam ini jaringan membaik dan Pal bisa dialihkan perhatiannya agar tak memonopoli netbook mulu. Sudah berhari-hari gagal ngeblog apalagi balas komen. Trafik modem malah mendatar dan sering dormant, nasib tinggal di lembah yang dikepung pepohonan. Dan keponakanku yang rumahnya tidak jauh dari sini, di sebelah atas, ngenet pakai ponsel dengan kartu apa pun sering hilang sinyal, untuk menerima telefon saja harus keluar rumah. Jadi miris karena takut tak bisa produktif ngeblog kalau terkendala sinyal akibat dipaksa pindah rumah. Bagi blogger pemburu giveaway dan lomba blog, merana banget, hehe. Selalu bergantung gimana cuaca dan jaringan gak sibuk.
      Soal Evi, sebenarnya ia sukses berkat upayanya sendiri, kok. Saya cuma pernah sekadar menunjukkan jalan. Memberitahunya agar masuk milis guyubabahasa untuk belajar gramatika bahasa Indonesia yang baik. Dan waktu itu saya sempat putus kontak sangat lama denagn Evi akibat terpaksa pulang kampung dan di Limbangan gak ada warnet. Kala ada warnet di kecamatan, jarang bisa ngenet. Jauh dari rumah. Beda dengan di Bandung kala masih kerja bisa tiap malam sepulang kerja.
      Makanya kami putus kontak. Saya tak tahu banyak bagaimana Evi, pernah kala sedang ahmil Pa dan sempat nginap di toko buku Ultimus, pengen ketemuan dengan Evi, sayang Evinya gak bisa. Padahal kangen.
      Sekarang juga masih kangen, iya, kangen dengan teman-teman di Mnemonic, para pencinta taman Kota Bandung. Bagaimanapun, semoga Evi bahagia. Meski jarak telah memisah kami sedemikian rupa. Dan saya bangga akan Evi. Ia sukses berkat dirinya sendiri berikut kembarannya dan orang-orang-orang terdekat di sekitarnya. Saya cuma seseorang yang pernah hadir dan sayangnya tak lama. :)
      Huda bisa cari di tobuk besar macam Gramedia, atau juga pesan langsung secara online ke Penerbit Diva Press. Kemarin kala ramadhan saya beli online dan dapat diskon ramadhan. Sekarang gak tahu apa masih berlaku. Pengiriman lewat posnya juga alhamdulillah cepat. Kantor Pos Limbangan SMS saya untuk mengabari kiriman paket sudah tiba dan bisa diambil sendiri agar tak dititip ke kantor kecamatan untuk didistribusikan ke kantor kelurahan lebih dulu.
      Ehm, baca TwiRies banyak hal yang mencengangkan, bukan cuma tukaran sekolah semata, tetapi ngadepin pertanyaan konyol pernah tukaran pacar atau tertukar hehe. Yang unik, meski kerap berantem, bisa cepat baikan dan mereka tak terpisahkan. Sampai saya juga bingung sendiri. Kok, bisa, ya.
      Yah, gak apa gak bisa lihat filmnya. Oh ya, kala pertama kali Evi bilang ia anak teater, saya sempat heran, bagaimana bisa makhluk imut dan manis banget ini jadi orang seni, kelihatan modis dan gak urakan. Doi juga bilang sangat menjaga penampilan,. Sedang saya biasa dan sahaja saja. Gak suka fesyen, malah. Uh, Evi lebih pas jadi foto model ketimbang anak teater, hehe. Sayang kami gak berkesempatan untuk melakukan pertemuan yang kerap. Dan saya masih merasa bersalah kala ia menunjukkan nasakah drama punya temannya, amburadul banget penulisan dan gramatikanya. Saya bilang pada Evi harusnya langsung dengan tu anak agar bisa begini-begitu dan bla-bla-bla.Sayang sampai sekarang saya tak pernah berkesempatan menilai lagi naskah itu. Maafin saya, ya, Vi. :(
      Soal BW yang telat, gak apa, Hud. Yang penting bisa fokus pada kuliahmu sekarang. Selamat sudah jadi maahsiswa. Turut bangga. :) Iya, insya Allah saya akan bantu Huda menilai tulisan kala BW. Tapi gak apa kalau mulai pedas dikit? Agar ada pembenahan ke arah yang lebih baik? Semoga Huda kelak bisa jadi penulis beken kayak Mas Edotz dan Evi juga. :)

      Hapus
    2. Halo Huda ^_^ Maaf udah jarang BW ya. Hiks

      Mbak Ati ini yang menyentil saya supaya tertib dalam menulis. Saya masih ingat ketika suatu malam, kami jalan bareng. Kami bertukar tulisan di hp. Saya nulisnya asal gitu. Lalu Mbak Ati bilang: Biasakan menulis dengan tata bahasa yang baik, sekalipun dalam hp.

      Itu moment yang jleb banget buat saya. Semenjak itu, saya mulai memperhatikan gramatika. Terima kasih banyak buat Mbak Ati :*

      Hapus
  30. Aku pernah punya temen pas SD anak kembar, tapi bedanya keliatan banget. jadi gak susah bedainnya, kalau kak eva sama kak evi ini kembar identik yah, jadi agak susah bedainnya hehee

    wah mak Rohyati udah ketemu langsung sama kak Evi, kereeen.. aku pengen deh ketemu sama dua kembar ini :D

    Ulasannya lengkaaaap bangeeet mak, goodluck yah ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kala ketemu Evi 'kan belum tahu doi kembar, jadi biasa saja. Rasanya sekarang beda dan pengen jumpa mereka barengan, berasa bakal jumpa seleb, hehe. Apalagi ajrang ada kembar yang sama jadi penulis keren, udah punya beberapa buku, kerap menang lomba pula.Huah.
      Apa pun jenis kembarnya, hidup mereka sudah unik. :)
      Semoga Ranii bisa jumpa mereka juga, aamiin. :D
      Makasih, punya Ranii juga unyu, ada foto bareng Doraemon.

      Hapus
  31. Memang seru lho Mbak kehidupan si kembar.. Aku bisa ngerasain dan lihat sendiri keseruannya...krn aku punya adik ipar cewek yg juga kembar... Lucunya mereka itu tinggalnya satu di Batam satunya lg di Palembang.. Tp hampir tiap saat telpon2an cuma inngun cerita2 atau curhat2an doanf.. Kayaknya mrk itu memang gak mau tetpisah oleh jarak dan waktu ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayak Eva dan Evi, mereka tak terpisah juga, bahkan soal rumah pengen sebelahan.
      Eh, apa Mak Rita pada mulanya sulit ngebedain mereka atau pernah ajuin silly question juga/ Hehe.
      BTW, kayaknya buku ini cocok untuk para adik ipar. ;)

      Hapus
  32. Saya baca review ini jadi penasaran dengan buku Twiries. Apalagi ditambah dengan sebagian cerita tentang Eva dan Evi yang nekat buat tukeran sekolah. Nekat abis... ketauan guru berabeeeh deeeh wkwk..

    Saya liat videonya lucu mbak. Kasir aja heran ngeliat mereka harus sama terus. Orang-orang pada bingung ngebedain mana Eva maupun Evi. Orang-orang juga di buat gila waktu denger perbedaan Eva dan Evi dari mereka sendiri. Masalahnya, perbedaan yang di kasih tau sama ajaaa... Belo-Belo-Sipit, Sipit-Sipit-Belo -__- wkkwk

    Saya pernah ada temen yang kembar waktu SD. Tapi mereka mudah banget di bedain. Malah gak sulit sama sekali. Wajar sih, mereka kembarnya 1 cowok dan 1 cewek. Gak sulit banget ngebedainnya :D

    Eh, Mbak. Saya juga tinggal di Bandung. Pertanyaan sama kayak Dwi, masih ada gak komunitas penulis gitu di Bandung? Acara yang pameran sastra di Braga kapan ya Mbak? Kalo sempet sih pengen dateng kesana hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, konyol karena tukaran sekolah, tapi lucunya mereka malah kapok.
      Saat lihat videonya juga, ada banyak tampang konyol bertebaran di sana, terasa total banget tuh akting mereka. Dasar insan teater.
      Soal komunitas penulis, ada banyak, coba baca koran PR Minggu yang ada lembaran Khazanah-nya. Pameran buku bisa dicek di google, jaringan lagi buruk jadi tak leluasa buka-buka link. :(
      Semoga Kak Arie sempat main ke sana, main saja meski gak beli buku, ada banyak acara seru, kok.

      Hapus
  33. wah, mbak ini penulis senior ya? salam kenal ya, kunjungan pertama nih..
    pasti seru memang kalo jadi anak kembar, bisa tukeran sekolah dll, kemana-mana selalu berdua adaptasi lingkungan baru juga lebih mudah.
    tapi sayang, gue gak punya temen anak kembar -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senior yang sudah terlalu lama di dunia menulis sampai lumutan, hehe.
      Sekarang mah sebagai blogger gak ada istilah senior, kok.
      Ternyata benar kembar itu insan langka, gak selalu kita bisa temanan dengan mereka. Pernah lihat tapi gak dekat, gitu. :)

      Hapus
    2. iya, karena langka jadinya unik...
      makanya, pasti seru kalo punya temen kembar. kayak buy 1 get 1. tapi pasti lumayan ribet juga bedainnya :v

      Hapus
    3. Awal kenal akan sulit besdain, namun kalau sudah lama kenal akan terbiasa karena tetap saja ada ciri pembeda.

      Hapus
  34. Keren dan asik ya. Imut juga kalo ngeliat anak kembar. Apalagi kembar pengantin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembar pengantin kayak gimana? Kurang detail jadi gak paham. :)
      Oh ya, coba kalau kasi komen ikuti aturan BE agar gak kayak Twitter yang 140 karakter itu. Biar yang jawabnya juga lebih enak karena bingung jika kudet, hihi.
      Lihat anak kembar emang asyik, di dunia yang penuh ragam itu kita bisa diingatkan untuk mensyukuri ciptaan Allah.

      Hapus
  35. iya aku dulu punya temen kembar waktu SD sulit dibedain mereka untung mereka cewek kemudian kami usul pada mereka untuk bedain jilbab mereka. gak buat apa-apa sih cuma biar gak salah sebut nama haha :D mungkin gitu ya kayak eva dan evi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide bagus untuk bedain jilbab, hehe. Soalnya bagi kita yang jarang berinteraksi dengan anak kembar pasti ada ribetnya juga, plus segan jika banyak tanya, atau banyak komplain. Tapi kayaknya lebih mudah nyaranin cewek agar bedain jilbab, kalo cowok mungkin harus model rambut, haha.

      Hapus
  36. mbak aku balas komen mbak diatas disini aja ya. soalnya, nggak muncul pas ditekan balas. maaf y mbak ketinggalan bw disini dan makasih udah ngingetin :D

    pinjemin dong mbk bukunya :p Iya siih, kalau cuma sehari nggak bakal ketahuan, kalau berhari-hari bisa ketahuin apalgi bg yg udh knal dekat.

    mungkin mereka blum sempat ngisengin mbak, tp tunggu aja, pasti ada waktunya tuh :p entar kalau ketemu eva-evinya titip salam y mbk? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sih, perlu waktu lama agar bisa bedain kembar. Semoga mereka gak ngisengin saya, he he.
      Salamnya sudah dibaca Evi sepertinya kala doi mantau ini. :) namun jika jumpa insya Allah akan sampaian salam dari Muthi, itu jika ingat, takutnya jika jumpa malah bengong dulu soalnya takjub. Hi hi

      Hapus
  37. oh yaa harga buku ini berapa mbak? pengeeeen bacaaa. penasaran sama kisah mereka, trutama kisah pas mereka ngisengin orang dan kisah cinta merekaa.

    good luck buat GA nya mbk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, maaf lama jawabnya, baru tengok artikel ini. :)
      Saya lupa berapa harga bukunya, namun Muthi bisa tengok toko daring DIVA Press. Di sana ada penjelasannya. Juga di toko daring lain.
      Makasih, ya.

      Hapus
  38. Maaf mba balasnya disini. Sama kaya Muthi, Gua juga nggak bisa muncul kotak komentarnya pas klik balas.

    Memang cuman itu doang yang bisa gua tanyain mba, bukannya nggak menghargai artikel mba loh itu komentar. Nggak dijelasin karena Kembar Pengantin itu udah termasuk hal yang dikenal tapi nggak mainstream aja. Kembar pengantin itu kembar tapi beda kelamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rupanya deret komentar paling panjang dalam blog saya, ngalahin postingan lain. Alhamdulillah.
      Soal kembar pengantin ternyata saya kudet, karena istilahnya bagi orang awam macam saya yang lumayan steril dari bahasa terasa membingungkan.
      Makasih infonya. :)
      Dalam Twiries gak ada istilah kembar pengantin, jadinya tak ngeh. Mana saya tak googling soal itu dulu, he he. Makasih Mas Fathoni. :)

      Hapus
  39. Anak kembar memang spesial, anugerah dari yang Maha Kuasa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas. Allah selalu memungkinkan apa yang terasa mustahil. Termasuk dalam hal perkembaran, jarang ada karena memang merupakan petunjuk agar kita sadar betapa minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki. :)

      Hapus
  40. ah, ngomongin anak kembar jadi keinget sama serial tv favoritku upin dan ipin nih Mbak wkwk. lihat saja tuh upin dan ipin, mereka keseluruhan sama semua dan yang membedakan hanya seutas rambut di kepala Upin doang hehe. btw, kalo Eva sama Evi yang mebedakan dari sisi mananya ya mbak mereka?

    menurut aku, anak kembar itu memang luu dan asik banget. spesiesnya pun di dunia ini juga jarang banget. aku dulu punya temen anak kembar dan aku selalu dibikin pusing untuk membedakan nama mereka, soalnya wajah dan tingkah lakunya mirip banget. tapi yaa tetep mereka asik banget kalo diajak bercanda. munkin Eva dan Evi itu orangnya pasti juga asik banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kembar Upin Ipin itu mirip banget (gambarnya), cuma jambul yang bedain, hi hi.
      Namun selain rambut, ada sifat pembeda di antara mereka yang bikin istimewa.
      Gitu juga Eva dan Evi, cuma karena lom pernah jumpa mereka berdua jadinya gak tahu akan gimana sensasi bedainnya, he he. namun yang jelas, sesuai perkiraan Maz mereka tuh asyik. Kenalan atuh. D

      Hapus
  41. wah, bener banget. adekku juga gitu, liat ada komiknya.. langsung excited buat baca:D
    oiya, mampir ke blogku juga ya.. mohon komentarnya!^^ http://magicalsalma.blogspot.com/2014/07/sharing-your-moment-with-twiries-apa.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Neng, mohon maaf karena baru tengok postingan ini jadi baru bisa jawab. Pada Juli 2014 saya harus pindah rumah ke daerah susah sinyal, dan lalu alami kesulitan pada bulan agustus akhir karena modem rusak jadi tak bisa ngenet di rumah.
      Sekarang sudah ada ganti sarana juga komputer yang rusaknya lama sudah dipernaiki tahun lalu.
      Tadi saya sudah main ke blog Neng Salma, maaf cuma di bagian terbaru, sudah coba masuk ke postingan yang dimaksud namun rupanya sudah dihapus. Napa jika benar?
      Makasih dan maaf, ya. Salam.
      Jangan kapok saling kunjung.

      Hapus
  42. Wah seru nih kayaknya. Si kembar ini emang absurd deh.

    Mampir juga dong kesini --> http://tinyurl.com/twirieskece

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blog Abang sudah tak ada lagi. 404. Maaf baru tanggapi sekarang, baru tahu. Jadi tak bisa mampir ke sana. Bang Jeck ke mana saja? Pindah portal?

      Hapus
  43. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam "Sharing Moment with TwiRies" ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Vie. Makasih hadiahnya. Maaf aku baru jawab sekarang setewlah ada waktu dan niat untuk ngoprek blog. Ternyata di sini paling banyak komen dan paling banyak tayangan bukanya. alhamdulillah. :)
      Sukses, Vie.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D