BAGI
maniak film, menonton adalah hal yang
paling membahagiakan. Bukan semata hiburan yang dibutuhkan, sensasi bahwa dunia
terbentang luas dalam bentuk audio-visual tak tergantikan hal lain.
Dan jika sudah maniak, maka butuh lebih
banyak film untuk ditonton, apa pun bentuknya. Asal bukan bokep alias blue film,
ya?
Hal lazim yang dilakukan maniak film
untuk beroleh tontonan baru biasanya dengan cara mengunduh sendiri filmnya di
situs penyedia film gratis atau
saling berbagi koleksi film dengan sesama teman yang maniak juga.
saling berbagi koleksi film dengan sesama teman yang maniak juga.
Saya termasuk maniak film namun
kesulitan mengunduh sendiri filmnya. Biasanya karena bingung dengan cara
menggabungkan HJ Split. Namun itu percuma dilakukan jika penyedia layanan
internet saya payah jaringannya.
Dulu, saya pakai modem model konektor
Smartfren MOBI, dan cuma bisa unduh film di suatu situs yang menyediakan film dengan kualitas 3GP dan gambarnya
kayak film bajakan. Tak bisa sedot kualitas film ukuran HD karena akan sangat
lama dan jaringan tak memungkinkan. Saya tinggal di kampung, nih.
Jadilah saya tukang sedot koleksi film
siapa saja. Dari notebook Ai Ghina anak
sahabat, laptop keponakan, notebook Alin sepupu Ai Ghina. Lalu
kemudian laptop Ai Ghina karena notebook-nya rusak, laptop Alin karena notebook-nya dilungsurkan pada sang adik
yang sekolah di SMK. Terakhir, laptop
pacar Ai Ghina.
Merekalah bandar film gratisan yang
ikhlas berbagi koleksi fimnya tanpa merasa rugi meski saya cuma tinggal sedot
dan tak pernah berbagi koleksi.
Bukan saya tak mau melainkan situasi.
Setelah modem Smartfren rusak, saya beli modem Telkomsel Flash baru. Sayangnya
sinyal Telkomsel di sini jelek. Tak kuat mengakses hal berat dan kerap pula loading alias memuatnya lambat.
Beginilah jika berumah di lokasi lembah
paling bawah dan pemandangan sekitar hanya melulu bentang pegunungan.
Pada akhirnya setelah ada rezeki, saya
beli ponsel Andromax PRIME dengan tombol keypad.
Itu produk Smartfren dan harganya cuma 349 ribu rupiah. Dana saya terbatas jadi
tak bisa beli ponsel yang lebih canggih macam layar sentuh. Namun setidaknya
karena ponsel 4G LTE maka sinyal lebih bagusan daripada yang lain, meski kadang
ngilang jika cuaca tak mendukung.
Sayangnya dengan perangkat lumayan
canggih tersebut saya tetap belum bisa mengunduh film sendiri dan sangat
mengandalkan bandar film gratisan. Yah, karena netbook Acer Aspire One ini pernah rusak, jadi kala diperbaiki ada
beberapa program yang ngilang. Termasuk IDM alias Internet Download Manager. Jadi saya tak bisa unduh film.
Untuk unduh dokumen masih ada alat
unduh bawaan dari peramban Firefox
Develover Edition. Semacam downloader
juga. Dan kemarin kala iseng menjelajah situs www.jalantikus.com, saya temukan artikel mengenai
beberapa alat pengunduh gratis selain IDM (yang sulit dinstal karena komputer
menolaknya dan saya butuh bantuan Ai Ghina). Beberapa downloader gratisan yang juga bisa mengunduh film.
Sayang saya belum coba instal
aplikasinya karena ponsel belum diisi paket kuota data lagi. Namun untuk instal
saya harus hati-hati agar tak salah pilih program yang tidak aman. Ternyata
banyak program yang disisipi malware,
spyware, bahkan virus.
Untuk saat ini saya merasa lebih baik
sedot koleksi bandar film gratisan dulu. Toh,
hasil sedotan saya banyak yang belum ditonton padahal kapasitas penyimpanan netbook terbatas. Saya lebih sibuk
menulis dan kegiatan internetan lain yang berkaitan dengan dunia literasi, jadi
tak sempat menikmati koleksi filmnya.
Untuk beroleh film baru, film yang
sudah ditonton harus dihapus dulu agar ada ruang cukup. Jangan sampai bagian Master Data penuh dan merah. Komputer
bisa bermasalah.
Andika Wardhana Machmud menulis di
www.andikamachmud.com, bahwa doi pernah
harus keluar banyak uang untuk servis laptop
yang padam. Dan ternyata penyebabnya Andika terlalu rajin menyimpan tanpa
menghapus hal yang tak perlu agar masih ada ruang kosong. Koleksi film dan game disimpan begitu saja, tak
memedulikan bahwa master data sudah merah. Lantas karena memerah maka ruangnya
terisi dengan tambahan baru sampai tiada lagi secuil celah putih.
Akibatnya?
Ya, layar akan hitam!
Maka, berhati-hatilah jangan sampai
gawai kita (entah ponsel atau komputer) red
alert karena keasyikan menyimpan hal baru tanpa menghapus yang sudah usang
atau tak perlu.
Saat ini bagian master data alias D: masih biru, namun hampir terisi penuh dengan
pemakaian 98.2 GB. Masih ada sisa 16.4 GB.
Masalahnya saya belum menonton koleksi
film baru jadi tak bisa hapus hal yang sudah dirasa tak menarik lagi. Sedang
koleksi lama ada yang sayang dihapus karena kesukaan Palung dan bapaknya. Dan
ada juga drakor kesukaan saya yang sayang dihapus karena isinya bagus dan
hendak dibikin ulasan cuma butuh waktu untuk menonton ulang agar bisa
mengulasnya.
Sebagai maniak film, saya ternyata
butuh me time juga.
Ada jeda tanpa gangguan macam-macam.
Hanya menonton dan menikmatinya. Yang saya butuhkan secangkir Drink beng-beng panas dan sekantung biskuit Julie’s isi selai kacang yang gurih krispi dan ngangenin.
Mari menonton. Sambil ditemani camilan
kesukaan tentunya.
Selamat sore. Kali ini saya mau dan
harus menonton. Mumpung Palung bobo!
Ada film Thailand “Cat a Wabb” yang lucu. Hasil sedot dari laptop Kak Tri pacar Ai minggu kemarin. Film Thailand cenderung
habis-habisan humornya. Sayang koleksi film Thailand saya sudah kehapus.
Saya rekomendasikan “ATM Rak Error” jika suka hal ngocol. “Pee Mak Thranong” juga oke jika suka
yang horor namun konyol. Film itu saya rekomendasikan untuk mamah-mamah baperan
lain yang takut nonton film horor.
Untuk yang romantis-romantisan, “First
Love” kayaknya cocok banget. Yang mainnya ganteng dan cantik. Kalau tema
persahabatan “Friendship” mungkin
mewakili. Dan jika butuh motivasi untuk berjuang, “The Secret Life of Top”
bisa mewakili. Bagaimana anak muda itu jatuh bangun berupaya agar bisa jadi
wirausaha sejati.
Sayang semua koleksi filmnya kehapus
jadi tak bisa dibikin ulasan.
Saya ada koleksi lama yang juga oke. “Teacher’s Diary” kisah guru SD asal kota
yang harus mengajar di sekolah perahu dan muridnya sedikit. Itu seru!
Dan baru disedot bulan kemarin, “Bad
Genius”. Kisah tentang pelajar SMU yang jadi joki ujian, mereka sekolah di
sekolah elit dengan beasiswa. Film itu menarik karena sarat konflik dan
ketegangan. Jenius cewek motivasinya ngasi contekan demi bantu ayahnya dari segi
keuangan. Yang cowok semula ingin bantu ibunya karena mereka juga miskin namun
dia lalu jadi licik dan serakah.
Busyet, kalau saya menulis cenderung
panjang. Mungkin harus dibikin ulasan tersendiri.
Nonton dulu, ah.
Dadah.
#Cipeujeuh,
24 April 2018
~Foto
koleksi pribadi
hahaahah..... baca artikel ini membuat saya tersenyum, saya ingat kisah2 saya waktu dulu, untuk nonton film2 saya suka cari via download di internet dari pada nnton di bioskop. Maklum waktu itu ditempat saya belum ada Bioskop.
BalasHapus