Senin, 07 April 2014

[Resensi Novel Menanti Cinta Adam Aksara] Jika Cinta Memang Tak Membebani



RESENSI


Jika Cinta Memang Tak Membebani

DATA BUKU

JUDUL           : MENANTI CINTA

PENULIS       : ADAM AKSARA

PENERBIT    : MOZAIK INDIE PUBLISHER

CETAKAN     : PERTAMA, FEBRUARI 2014

TEBAL           : viii + 221 HALAMAN

ISBN               : 978-602-14972-3-4

HARGA          : RP37.500

CINTA tak pernah membebani, baik bagi yang dicintai maupun yang mencintai. Karena cinta adalah sebuah keagungan yang melembutkan hati dan mencerahkan kehidupan bagi yang memilikinya. Demikianlah sepenggal kutipan dari sampul belakang novel Menanti Cinta Adam Aksara. Begitu filosofis dan pada praktiknya bukan hal mudah untuk diwujudkan.

Akan tetapi, tokoh Joko ‘Alex’ Sudono bersikeras mewujudkan komitmennya tentang cinta pada kekasih jiwa, Claire Putrie Puspita; rela melepasnya ke belahan benua lain sekadar menguji rasa cintanya dan cinta Claire, yang tanpa pengekangan, tepat menjelang hari pernikahan. Meski pada akhirnya berbuah sesal, karena cinta kehilangan jasad untuk menyatukan.

Adam Aksara mengolah alur cerita dengan cara tak terduga, dari setiap lembar halamannya kita akan dibawa dalam ketegangan yang memuncak; akan bagaimana? Alex, meski  kakinya lumpuh akibat polio, adalah figur keras hati yang sukses dan kaya berkat kecemerlangannya memanfaatkan potensi diri hingga jadi ahli kimia, pengusaha, berikut dosen di kota kecilnya. Dengan latar belakang keluarganya yang terpandang berikut rasa kasih dari sekitar, ia tak kekurangan apa pun. Hanya seorang penyendiri yang anti dihina dengan kata cacat. Dan ia merasa tak layak mencintai apalagi dicintai perempuan.

Pertemuannya dengan Claire di lorong sayap barat gedung universitas mengubah tatanan yang dibangunnya. Ketika kali kedua melihat sosok Claire yang sedang duduk di kursi panjang lorong sambil membaca dalam keremangan karena minimnya pencahayaan; Alex kian penasaran setelah beberapa hari sebelumnya melihat Claire sedang duduk sendirian di kursi lorong itu, pukul delapan malam. Ia merasakan aura persamaan: rasa terasing dan kesepian!

Claire. dalam kesepiannya menganggap hidup adalah penderitaan, merasa tak layak memiliki harapan mewah berupa kebahagiaan dalam kebersamaan karena latar belakang keluarganya. Ibu kandungnya mantan pelacur yang pemabuk dan doyan minuman keras  mahal, tak peduli pada kedua anaknya.  Ayah tirinya mantan tentara yang dipecat dan alih profesi sebagai preman, berulang kali mencoba memerkosanya. Claire hanya tahu bertahan hidup dengan bekerja paruh waktu di restoran cepat saji Mark’s Burger yang pemiliknya kerap melecehkan dan mencoba memerkosanya juga.

Alex setelah mengetahui latar belakang Claire justru bersimpati, jatuh cinta dan rela melakukan apa pun untuk membahagiakan sekaligus membebaskan Claire dari belenggu penderitaan, meski dengan cara kotor demi menghadapi orang kotor dalam dunia hitam. Ia menggunakan pengaruh uang dan kekuasaannya. Namun tetap saja ia takut Claire akan mencurigainya, bertanya banyak hal padanya, dan akhirnya membencinya saat menemukan semua kebenaran tentang dirinya (hlm. 6).

Sebagai dosen, Alex berusaha agar pelan-pelan bisa mendekati dan memasuki hidup Claire, dengan caranya yang diam-diam. Rela membuka perpustakaan lama agar gadis itu beroleh tempat singgah yang aman dan nyaman sebelum jam pulang. Claire sengaja berusaha tiba di rumah jam sepuluh malam agar bisa menghindari ayah tirinya.

Adam Aksara meramu kisah cinta dosen dan mahasiswi dengan cara yang begitu subtil, menggali sudut gelap kehidupan mereka. Ada sisi kelam yang menyelubung, keraguan untuk bersatu karena perbedaan yang terlalu nganga, meski mereka saling mencinta. Dan perbedaan itu bagi Claire adalah latar belakangnya yang gelap dan berkubang kemiskinan.

Alex meski telah menyingkirkan bos Claire, ibu kandung yang tega berusaha menjual kedua anaknya, berikut ayah tirinya yang telah mencuri uang beasiswa; demi kebahagiaan gadis itu sampai memberi tempat di rumahnya tetap merasa kurang.

Alex melihat pada kedua kakinya yang cacat. Tidak akan ada yang memilih untuk mencintai seorang cacat. Desah tertahan penuh kesedihan tergetar keluar dari bibir Alex. Sesungguhnya dia ingin dicintai oleh Claire, dia sudah melakukan apa pun agar dapat dicintai oleh Claire. Akan tetapi, pada akhirnya dia ingin Claire memilih dirinya karena mencintai dirinya. Bukan bayaran atas utang budi yang ditanamnya (hlm.161).

Lalu bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Alur tak terduga dari penokohan masa lalu Claire justru memisahkan mereka. Dan inti cerita dari Menanti Cinta adalah kepasrahan untuk ikhlas melepas seseorang demi mengecap kebebasan agar bisa menentukan pilihan. Bahwa hidup yang penuh prasangka hanya akan membuahkan penyesalan!

Ada hal penting yang harus diperhatikan penerbit indie: jangan abaikan garda depan penyuntingan! Penyunting yang baik mampu mengarahkan alur cerita agar tak melemah di beberapa bagian, memperjelas sudut pandang penceritaan, sekaligus mempertajam cita rasa bahasa agar efektif dan bisa memangkas bagian yang bertele-tele. Bagaimanapun, selain mematuhi EYD dan tata bahasa, kaidah ekonomi kata tetap dibutuhkan dalam karya apa saja. Fiksi maupun nonfiksi!(*)

Limbangan, Garut, 1 April 2014


Jika kamu berminat membeli novel Menanti Cinta langsung saja kunjungi website penerbitnya: Mozaik Indie Publisher.

11 komentar:

  1. halo kakak~
    aku juga dapat novelnya Kak Aksara...

    tetapi belom dibaca.. Kak Aksara emang suka sama cerita cinta yak, terlihat dari sinopsinya yang mendayu begitu.

    Harus baca novelnya nih yak~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Vera, baru tahu kalau Mas Adam Aksara suka cerita cinta. :) Tapi yang membuatnya kelihatan berbeda adalah cara bertuturnya, ada kesan laki. Apa yang dipikirkan tokoh Alex, misalnya, karena aku sudah bersuami, jadi terasa wajar dirasakan olehku. Romantisnya gak berlebihan. Beda jika perempuan yang menulis tokoh lelaki, suka idealis namun kurang menjiwai.
      Memang ada beberapa kelemahan dalam novel itu yang bisa Vera ketahui setelah dibaca (baca ya?). :) Tapi ceritanya berhasil membuatku full baca tanpa rasa jemu soalnya ada ketegangan halus yang telah Mas Adam selipkan. Itu bukan perkara mudah. Menulis itu sulit, aku tahu, dan menyelipkan unsur "tegang" lebih sulit lagi.
      Yuk baca. Omong-omong, kala baca Menanti Cinta membuatku teringat pada gaya bahasa Agatha Christie, TEGAS!

      Hapus
  2. buku ini bagus kaver dan editingnya syg.. lemnya krg kuat.. punya sy mbrodol 10 halaman pdhl sy bacanya ati2 huhu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mozaik Indie pernah bahas soal itu dalam status FB kalau ada masalah ketidaksengajaan dari percetakan. Seting mesin cetak yang lupa diubah setelah sebelumnya cetak buku lain. Semoga insiden itu tak membuat Mbak Binta tak kapok. Punyaku ada juga yang lepas kok. :)

      Hapus
  3. ahh sayang banget kemarin ga sempet ikutan event ini :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada peluang dari penerbit Mozaik atau penerbit lainnya, Mak Muna. Tinggal pantengin dan tunggu tanggal mainnya di FB.

      Hapus
  4. berat banget konfliknya, jadi kayak di luar negr gitu kisahnya, ibunya pemabuk bapaknya nggak jelas.. -__-

    saya kok kurang suka yah baca novel cinta-cintaan yg ekstrim kayak gitu. soalnya imajinasinya kurang nyampe situ.. ahh udahlah

    BalasHapus
  5. kok aku baru kali ini ya baca resensi novel :|

    konfliknya bagus juga.. tapi nggak tau kenapa aku kok nggak terlalu percaya lagi dengan penerbit indie. udah jera dengan salah satu novel yang aku anggap gagal..

    BalasHapus
  6. bagus kisahnya, gimana itu kelanjutan terakhirnya hihih jadi penasaran..
    mereka di pertemukan dengan kekurangan masing-masing, keren. jangan bilang cinta ale bertepuk sebelahtangan, ga tega yah huhuhu

    BalasHapus
  7. ah.. saya gak bisa bayangin hidup seperti diantara mereka, terutama claire yg selalu berusaha menghindar dari orgtuanya yg gak jelas -_-

    kata2nya begitu dalam. makin penasaran sama novelnya.

    BalasHapus
  8. mbak ini emang hebat banget di dunia tulis menulis. selain hebat dalam membuat tulisan yang rapi sesuai EYD, dan mengoreksi tulisan orang lain agar sesuai dengan EYD, mbak juga hebat dalam meresensi novel.

    novel menanti cinta dari Adam Aksara kayaknya bakalan seru banget perjalanan cinta nya. setelah membaca resensi dari mbak, gue jadi penasaran gimana ending dari kisah cinta Alex dan Claire. kisah cinta dari latar belakang yang sangat berbeda.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D