Rabu, 27 Desember 2017

Gunakan Kantung Plastik Bekas Pakai



Oleh Rohyati Sofjan


DISADARI atau tidak kita sudah terlalu boros sekaligus mubazir berkantung plastik ria. Meskipun untuk pemakaian yang sepele seperti pembungkus satu atau dua barang saja.
Melihat tumpukan kantung plastik atau keresek bekas pakai dari warung, toko, sampai pasar; saya merasa telah menzalimi alam. Menjadi partisipan perusak lingkungan.
Bisakah kita berpikir ulang, bahwa pembungkus macam-macam barang yang terbuat dari plastik merupakan bahan yang sulit diurai? Kita tahu namun masa bodoh karena terpengaruh kebiasaan. Bad habbits yang merusak, termasuk merusak diri sendiri dan keturunan.
Sekadar pengingat, sifat plastik, kemasan apa pun itu, membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun agar bisa terurai. Namun pada saat ini kita rutin mengonsumsi plastik, boleh jadi ledakan populasi sampah plastik kian tak terbendung. Menjadi episode bersambung dari tahun ke tahun, dari generasi demi generasi. Bayangkanlah bumi yang tertimbun.
Setiap ke warung, saya merupakan konsumen plastik, meski hanya untuk beli sebungkus tahu. Tahu yang terbungkus kemasan plastik malah diberi keresek, padahal jarak rumah dari warung tidak jauh. Tindakan zalim plus ikut mengurangi keuntungan pemilik warung.
Maka saya putuskan kalau belanja sedikit barang lebih baik tak usah dibungkus keresek lagi. Memberikan keresek bekas pakai pada pemilik warung agar bisa dipakai ulang, setidaknya melakukan penghematan. Atau bawa sendiri keresek dari rumah kala belanja.
Rumah tangga merupakan produsen sampah terbesar. Aneka barang hasil konsumsi berkemasan sudah menjadi bagian keseharian. Jika kita masih sayang bumi sebagai tempat tinggal, alangkah bijaknya jika turut mengurangi pemakaian plastik. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D