Sabtu, 18 November 2017

Fabel Penyu yang Menyindir Manusia




DATA BUKU
JUDUL          : THE ADVENTURE OF A LITTLE TURTLE
OLEH             : ENDANG FIRDAUS (NASKAH) DAN ADE WAWA (ILUSTRASI)
PENERBIT   : 3M MEDIA KARYA
CETAKAN   : PERTAMA, FEBRUARI 2014
TEBAL          : 92 HALAMAN
ISBN               : 978-602-7847--12-5
HARGA         : Rp37.000

FABEL atau dongeng mengenai binatang yang bisa bicara sarat makna filosofis. Selain bisa mendidik anak untuk mencintai lingkungan sejak dini, juga alat propaganda perlawanan pada kekuasaan yang disalahgunakan.
Menulis fabel untuk anak bukanlah perkara mudah. Ada banyak unsur yang harus dikuasai penulis cernak (cerita anak) agar karyanya mudah dicerna. Pemakaian bahasa sederhana yang mudah dipahami dan tidak dalam kalimat panjang mutlak diperhatikan. Mengingat daya nalar anak sedang dalam tahap perkembangan. Kalimat panjang selain akan membuat anak cepat bosan, juga sulit mengingatnya dengan baik. Padahal setiap unsur cerita akan memberi sapuan kenangan manis pada anak kelak.
The Adventure of a Little Turtle adalah fabel yang menarik untuk dibaca anak. Bahasanya sederhana, jelas, tidak bertele-tele, serius tapi menyentuh, dan mengundang senyum.
Adalah Nyunyu, anak penyu yang bertualang mencari ibunya. Begitu mengharukan seekor anak penyu terpisah dari induknya karena hukum alam. Barangkali kita mengetahui bagaimana induk penyu betina bertelur dan memendam telurnya di pasir pantai. Namun tahukah kita bagaimana setiap anak penyu yang baru menetas secara alami akan menuju laut, digiring nalurinya; harus berhadapan marabahaya?
Endang Firdaus memaparkan proses demikian bukanlah hal sepele. Dibantu ilustrasi cantik goresan Ade Wawa dalam bentuk hitam putih yang bisa diwarnai oleh buah hati kita. Novel anak bisa merupakan kampanye kesadaran lingkungan, menentang sekaligus mengecam perilaku jahat yang dilakukan segelintir orang.
Marabahaya pertama yang dialami Nyunyu begitu keluar dari sarangnya adalah hampir dimakan anjing. Untung diselamatkan seorang lelaki baik, yang melepas Nyunyu ke laut dan berpesan agar segera mencari ibunya.
Dari sana Nyunyu bertualang selama lima bulan lebih tanpa hasil, malah bertemu seekor kura-kura yang disangka ibunya. Paman Kura-kura tentu menyangkal dan memberitahu Nyunyu tentang perbedaan antara penyu yang hidup di air asin (laut) dan kura-kura yang hidup di air tawar (sungai, danau, atau rawa-rawa). Dari kura-kuralah Nyunyu diberi tahu keberadaan ibunya yang tinggal di Pulau Penyu.
Dalam perjalanan, Nyunyu berjumpa sahabat yang setia mengiringi pencariannya, Ikan Badut dan Ikan Merah Kecil. Bahu-membahu saling menolong sesama, turut menyelamatkan sekumpulan ikan yang dijaring agar bisa meloloskan diri,  bahkan pada manusia yang hanyut akibat perahunya dihancurkan badai. Nyunyulah pemimpin yang baik dan berani.
Kita bisa belajar dari fabel, rasa solidaritas hewan, keprihatinan mereka terhadap manusia yang merusak alam. Bagaimana akibat yang harus ditanggung penghuni laut jika terjadi pencemaran lingkungan kala ada kapal tangker karam yang menumpahkan minyak? Nyunyu dan kedua sahabatnya diperingatkan seekor ikan kakap merah yang telah jadi korban agar segera menyelamatkan diri setelah memberitahu apa yang terjadi. “Se, sebuah kapal pengangkut minyak bumi milik manusia tadi malam terbalik di perairan ini. Minyak bumi yang diangkut manusia itu kini bertaburan menutupi permukaan laut. Laut di sini jadi tercemar. Ikan-ikan banyak yang mati karenanya. Dan, ra, ra, rasanya aku pun tidak bisa bertahan lagi. Na, napasku sesak sekali. Insangku dipenuhi minyak!” Ikan Kakap Merah mengembuskan napas terakhir. Perlahan tubuhnya melayang menuju permukaan laut. Nyunyu, Ikan Badut, dan Ikan Merah Kecil memandanginya dengan sedih (hlm. 40).
Sampai perburuan penyu secara ilegal karena daging penyu dianggap enak disantap dan cangkangnya bisa dijadikan hiasan. Tindakan semacam itu yang dilakukan manusia secara serakah akan menimbulkan kepunahan bagi kaum penyu sendiri. Padahal penyu merupakan bagian dari keseimbangan ekosistem yang harus dijaga.
Manusia digambarkan ada yang baik dan ada juga yang kejam. Ayah Nyunyu ternyata telah wafat ditangkap pemburu penyu, dan ibunya yang ganti memimpin para penyu di Pulau Penyu sedang terancam bahaya akibat tertangkap para pemburu. Lalu bagaimanakah cara Nyunyu dan kawan-kawannya untuk membebaskan mereka? Akankah Nyunyu bisa bertemu dengan ibunya dan menyelamatkan rakyat penyu? Lucu dan unik kisahnya. Sekaligus mengharukan.***
Cipeujeuh, 30 Aril 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D