Kamis, 24 Juli 2014

Yuk Travel Kuliner ke Wonosobo




giveaway
Giveaway Hari Jadi Wonosobo



APA yang menarik dari suatu daerah selain alam dan budayanya? Kuliner! Urusan lidah dan perut adalah fitrah dasar manusia yang tak bisa dikesampingkan. Dan setiap daerah memiliki keunikan tersendiri sesuai kondisi geografis dan topografinya. Alam Wonosobo yang sebagian besar  berupa pegunungan dan dengan hawa dingin memberi sapuan warna bagi ragam kulinernya.


Barangkali banyak yang tidak tahu apakah Wonosobo itu?
  
Peta Wilayah Wonosobo



Wilayah Wonosobo merupakan suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukota Wonosobo. Di timur berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Magelang, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, di barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Banjarnegara, di utara berbatasan dengan Kabupaten Batang dan Kendal. Boleh dikata Wonosobo sangat strategis dan mudah dijangkau dari mana saja. Belum lagi alamnya yang sebagian besar berupa pegunungan menambah daya tarik pelancong untuk bertandang.

Kabupaten Wonosobo berdiri pada 24 Juli 1825, yup berarti hari ini merupakan hari jadi Wonosobo yang ke 189. Selamat, ya. Aaah, berharap suatu saat kelak bisa bertandang ke sana. Menikmati panorama alam sekaligus wisata kuliner. Panorama alam Wonosobo sungguh menakjubkan. Dulu yang saya tahu cuma candi dan pegunungan Dieng doang, eh ternyata masih banyak tempat wisata lainnya di sana. 

Namun kali ini saya ingin membahas sedikit panduan mengenai potensi kuliner khas Wonosobo. Tidak kalah ciamik dengan Bandung kota kelahiran saya, apalagi Garut yang merupakan rumah saya sekarang. Rasanya saya sangat-sangat-sangat ingin merasakan sensasi yang berbeda. Ingin melongok dapur warga Wonosobo! *Efek mendadak lapar kala saum ramadhan gini, hehe.

Kegiatan traveling tanpa mencicipi kuliner khas Wonosobo terasa hambar. Ada banyak makanan khasnya yang menggiurkan untuk disantap. Yuk intip! *Siap-siap daftar belanja untuk praktik bikin.

1.      Mie Ongklok, adalah mie yang direbus dengan cara digoyang-goyang (diongklok) dan dengan kuah daging kental berkanji (luh). Rasanya, ehm yummy. Enak dimakan panas, sangat pas dengan hawa dingin Wonosobo.


tempe
Tempe Kemul Khas Wonosobo


2.      Tempe kemul, adalah tempe goreng balut tepung, semacam tempe mendoan. Namun yang khas darinya adalah bahan dan racikan bumbunya. Pakai tepung terigu, tepung kanji, dan santan, berikut bumbu-bumbu utama seperti kunyit, ketumbar, kencur, kemiri, bawang putih, dan kucai. Tambahan kunyit memberi warna kuning yang khas. Enak disantap panas dan dengan tambahan cabai rawit nan menggigit.

opak singkong
Opak Singkong Wonosobo



3.      Opak singkong. Ehm, kata opak tuh familiar banget di kampungku. Semacam penganan yang disangrai atau digoreng dengan bahan dasar ketan atau singkong. Biasa dibentuk bulat tipis seperti opak Cipeujeuh/cipati di kampungku ini yang terbuat dari ketan. Namun rupanya opak singkong khas Wonosobo berbeda. Siplah, bisa menambah pengetahuan kuliner nusantara. Bahan dan cara bikinnya sederhana, dari singkong rebus yang dipipihkan, dicampur garam dan kucai, lalu dijemur kering.



lekok
Lekok


4.      Lekok atau geblek, semacam cireng (aci digoreng) ala Wonosobo. Bentuknya kayak pretzel dipilin-pilin gitu. Atau modifikasi kayak lanting (penganan khas Jawa, renyah dan keras), namun lekok lebih lunak dan sedap disantap panas-panas. 

 5.      Sego megono, semacam tumisan yang kayak urap karena bahannya kacang panjang, buncis, teri, kelapa parut, plus bumbu-bumbu.

6.      Dendeng gepuk, bikin penasaran karena tiap daerah punya bumbu khas dan cara masak berbeda dalam membuat dendeng.






7.      Manisan carica. Salah satu yang terbaik secara standardisasi mutu adalah produk Carica Gemilang. Carica adalah semacam pepaya gunung yang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Ukurannya lebih kecil daripada pepaya biasa dan membulat. Sangat cocok untuk memenuhi nutrisi tubuh karena kaya kandungan gizi.
  
8.      Kopi Bowongso. Tidak lengkap rasanya jika kuliner tidak disertai minuman seperti kopi. Aromanya yang khas dan harum bisa menenangkan tubuh. Kualitas terbaik dari biji kopi pilihan dengan cara tanam dan petik yang tak sembarangan menghasilkan kualitas kopi premium siap ekspor ke mancanegara. Rugi rasanya jika tak merasakan sensasi ngopi ala Wonosobo dengan Bowongso Coffee asal Kalikajar.

9.      Teh Tambi, relaksasi dengan menyesap teh hangat bisa membawa sensasi tersendiri. Cocok untuk buah tangan.

10.  Selain itu, masih banyak lagi jenis kuliner lainnya yang bisa disantap di tempat atau dibawa sebagai buah tangan seperti kacang dieng, kripik jamur, purwaceng, dan lain-lainnya.

Bagaimanapun, menjelajah Wonosobo demi wisata kuliner tidak cukup dalam waktu sehari. Ada banyak tempat yang menyajikan keunggulan. Seperti mie ongklok mana yang paling enak dan direkomendasikan, tempe kemul mana yang paling kriuk, sampai manisan carica mana yang paling top. Yang terpenting bagi pelancong beroleh kepuasan tersendiri.

Dari hasil penelusuran di google, mie ongklok Longkrang di Jalan Ronggolawe No. 14  dan Pak Muhadi masuk peringkat yang terdaftar di Foursquare. Tempe kemul memang bisa diperoleh di mana-mana. Dan manisan Carica Gemilang bisa merambah ke banyak tempat di luar kota Wonosobo sendiri. Sayang di Limbangan, Garut, saya tak lihat itu di pasar sampai toserba. Carica masih terasa asing.

Ah, tunggu apa lagi? Jika tertarik, mari berkemas atau rencanakan perjalanan ke Wonosobo. Jika belum siap, bisa praktik bikin makanan khas Wonosobo di rumah sembari membayangkan panorama alam Wonosobo yang menakjubkan!

Jika di tempat Anda tidak tersedia manisan dan sirup Carica Gemilang, bisa dipesan langsung ke pabriknya. Sudah ada akun Facebook-nya, lho. Begitu pun jika Anda meminati kopi Bowongso, asli Wonosobo, bisa pesan ke rumah produksinya di Kalikajar.

Betapa kuliner Wonosobo yang sebenarnya sederhana namun istimewa karena adanya perhatian pada mutu produksi plus kualitas bahan, bisa GO LOKAL! Dan semua tak lepas dari peran serta warga Wonosobo sendiri demi memajukan sumber daya alam (SDA) berbasis sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Dan peran serta pemerintah turut andil demi menyejahterakan masyarakatnya.

Kepemimpinan Wonosobo saat ini dipegang oleh Bupati Kholoq Arif dan Wakil Bupati Maya Rosida. Selamat hari jadi Wonosobo. Semoga Wonosobo kian bersinar sesuai semboyan lambang daerahnya: ASRI (Aman, Sehat,Rapi, Indah). Betapa beruntungnya Wonosobo karena telah dianugerahi alam yang sedemikian memukau dan dikepung bentang pegunungan tertinggi di Pulau Jawa. Seakan surga muncul dari kahyangan. Andai langkah saya bisa bersegera ke sana. Merasakan dinginnya hawa diredam panasnya kuliner khas yang mengepul dan menguarkan aroma harum.

Dirgahayu ke-189, Wonosobo!***

Limbangan, Garut, 24 Juli 2014

Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway #HariJadiWonosobo189




Sumber foto dari akun Facebook Carica Gemilang, situs wonosobokieta dan kulinerkhasdieng

27 komentar:

  1. Kak Rohyati juga ikutan nih hehe? Aku juga barusan aja posting tentang #HariJadiWonsobo189

    Salam dari Galassia del Sogno

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ikutan, biar tambah seru. harusnya ditulis dari dulu.
      Sip, siap melipir ke rumah Rosiy.

      Hapus
  2. Aku penasaran sama Carica Gemilang... Di daerah asalku setahuku belum ada tuh yang menjual manisan carica... Bisa dibikin sirup juga lho Mak ... Aku mengetahuinya saat melihat tayangan dari teve beberapa waktu yang lalu... Btw, sukses ya GA-nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, semoga suatu saat kita bisa kesampaian menikmati Carica Gemilang. Gak athu apakah di toserba waralaba di sekitar Limbangan, Garut ini akan ada. Untuk pesan langsung masih berat di kantung. :(
      Makasih Mak, sama-sama postingan punya Mak Rita juga, hehe. Ini ditulis dadak-dadakan, gagal fokus. Merasa tulisan bakal lebih baik jika sudah pernah traveling ke Wonosobo, ada pengalamannya, ada foto hasil jepretan sendiri. Semoga saja suatu saat kelak bisa ke sana. Dan bukan lagi mimpi! Aamiin. :)

      Hapus
  3. Wah, ngiler nih gue, gue pengen banget mie ongklok itu...jadi lapar #ngelus elus perut, eiiit!!! masih puasa lo ya :D

    BalasHapus
  4. Gue pengagum berat makanan bersifat mie, dan yang mi ongklok berhasil menggoyangkan lidah gue

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara masaknya unik, tu, beda dengan mie bakso, misalnya, yang ini pakai ongklok untuk mengocok-kocok mie dan sayur sawi atau kol di air mendidih lalu setelah dirasa matang dituangkan ke mangkuk kemudian diguyur kuah daging kental. Oh ya, ada temannya juga, sate daging. Ehm, yummy emang.

      Hapus
  5. Wah emang yang menarik dari tiap daerah di Indonesia itu kulinernya, aku sih sebenarnya pemilih kalo mau makan. Tapi gak yg mewah-mewah. Tempe, mie aja udah cukup. Haha.. Apalagi di tiap daerah ada bumbu-bumbu yang berbeda. Boleh tuh mie ongkloknya... Bikin ngiler (untung bacanya pas udah buka puasa) :9

    Kalo dieng udah sering denger dan baca sih, kayaknya sih keren banget, bagus buat para traveler.. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kuliner tiap daerah sering bergantung bahan pangan apa saja yang dihasilkan, faktor cuaca, plus kebiasaan amsyarakatnya. Karena uniklah maka beda banget dengan daerah asal saya. Di sini gak ada carica, adanya pepaya biasa, di sini juga gak ada purwaceng. Dan pada umumnya hawa di sini dingin-dingin panas sesuai musim. Maka kuliner adn pangannya beda, apalagi selera lidah, hehe. Beginilah Limbangan, Garut.

      Hapus
  6. Aku tu penasaran berat ma kopinya mbak..blm sempet nyobain :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mak Muna. Pengen banget coba gimana harumnya kopi Bowongso itu yang kualitasnya premium. Soalnya biasa minum kopi warungan. Huhu. Minum kopi bikin semangat tambah di-booster.
      Semoga kita berkesempatan mencicip kopinya, ya, Mak.

      Hapus
  7. Baca postingan ini siang2, bikin puasa batall, ngilerrrrr x))
    Ngeliat mie ongklok jdi berasa ngeliat mie ramen #eh
    Kirimin aku paketan makanan dri wonosobo dong mba :3 hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, malah belum coba mie ramen. *Ikut ngiler.
      Hehehe, tinggalnya di Limbangan, Garut, nih. ;)

      Hapus
  8. #gleeek, baca postingan ini di siang hari adalah kesalahan terbesar saya u,u
    mbak, saya suka banget tuh sama tempe kemul, aaah mau lagiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah coba tempe kemul, ya? Pengen praktik buat nanti buka. Lagi dingin di Limbangan sini. Tinggal di gunung, lagi.

      Hapus
  9. Reviewnya bikin laper mbk. Seriussss pengen makan rasanya. "Upss,, puasa."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti bisa dicoba kalau sudah buka, ya. *Berasa salah ngegoda orang puasa tanpa sengaja.

      Hapus
  10. Aduduuuhh... postingnya kok yummy banget ya. :_)
    Ini bacanya pas lagi panas-panasnya puasa log kak..
    Itu mie-nya boleh dong dibawa pulang..
    Kirimin ke aku gitu, satu mangkuk aja udah nggak usah banyak2. :D

    BalasHapus
  11. *neguk air liur*

    MIE ONGKLOKNYAH!! Wah, menu wajib icip nih kayaknya. Saya kalau sudah ketemu sama yg namanya mie, udah deh. Hehehe. Tempe kemulnya juga tampak hautje tjing-tjingping tjipauleee~

    Sukses giveawaynya ya, Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, kita sama penggemar mie, hehe. *Sambil ngebayangin semangkuk mie ongklok pedas panas. Glek....
      Makasih, meski gak menang setidaknya dapat e-sertifikat, hehe.

      Hapus
  12. Salah nih bacanya pas udah puasa. Biasanya kalo udah puasa, baca atau liat apa pun tentang makanan pasti tergoda. Padahal baru sahur. *openingnya malah curhat*

    Kulinernya banyak bangeett. Bikin tertarik buat nyobain satu-satu. Haih, mie ongkloknyaaaaaaa!!!

    Good luck Mbak GA-nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, kuliner Indonesia 'kan sangat beragam.
      Makasih good luck-nya, Dwi.

      Hapus
  13. Aduuuh, kenapa bacanya siang siang kayak gini sih -____-

    dari semua yang khas, aku paling kepengen sama yang mie ongklok. kayaknya enak banget hahahah.
    nggak mau kalah ya mba sama postinganku yang ngebahas tentang samarinda heheheh :p

    BalasHapus
  14. waduh.... ini buka masih lama lagi. udah disuguhin beginian.. :3

    mie ongklok sama tempe boleh tuh dicoba.. jadi pengen kesana, tapi jauh :D

    BalasHapus
  15. Aduh, mak. Aku baru bw tanggal berapa ini.. maaf-maaf, liburan lebaran bikin aktivitas ngeblog jadi terbengkalai. Kayaknya aku sama Taufan bisa ke wonosobo bareng deh, hunting makanan di sana.. kita kan tetangga an. Eh moga menang ya mak:D

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D