Sabtu, 11 Januari 2014

Sodom dan Gomorah



Sodom dan Gomorah


Kulihat Sodom dan Gomorah di mataku, kulihat menyala.
Tiba-tiba aku teringat Surat Huud 77-83,
kisah Nabi Luth berabad-abad silam.
Kota boleh hancur namun legenda seabadi namanya.
Lalu mengapa Tuhan ciptakan mereka
dan nafsu begitu mudahnya bertahta
dalam jiwa-jiwa anak adam dan hawa?

“Lantas bagaimana?” lalu nona lines menanya
kala kota begitu panasnya membakar pori-pori
kehidupan yang tengah dijalaninya.
Pada psikiater tanya sendiri, kalau perlu kutemani.
Namun akankah memuaskan jika engkau
lebih suka mengikuti instingmu.
Sedang pada ulama engkau takut dianggap amoral,
sebab hidup memang penuh keabnormalan.
Maka jangan tanya aku jika hanya bisa memahamimu
tanpa ingin terlibat dalam tren yang menjeratmu,
lantaran bagiku engkau tetap de kecilku yang dulu.

Dan, ah, aku kembali menggelandang
dalam kehidupan yang memusingkan sekaligus memuakkan.
Terus mencari, seorang pria tentunya untuk jadi qowwam.
Sebab aku bukan lines, maka jangan ajak aku masuk duniamu.
Lantaran aku tahu mungkin kisah Nabi Luth terulang lagi
kapan-kapan, dalam gempa yang menenggelamkan.
Seperti Sodom dan Gomorah dalam Al Quran.

#Bandung, 5 Juni 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D