Senin, 06 Januari 2014

Pukau E-Book


Oleh Rohyati Sofjan

*Penulis Lepas Cum Ibu Rumah Tangga

S
eperti menemukan harta karun berharga kala menelusuri isi notebook (NB) Ai Siti Muthmainnah, anak teman saya. Bermula dari sering nyungkeun film dari NB HP Mini-nya untuk dimasukkan ke dalam NB Acer Aspire One Pro saya. Ai yang baik tak keberatan NB-nya dioprek agar saya leluasa men-download.
Berhubung flashdisk (FD) saya cuma 4GB, maka diseling dengan unduh (download) yang lain untuk mengisi ruang FD agar penuh karena kapasitas film yang besar membuat saya cuma bisa menyimpan 3 atau 4 film saja, bergantung bagaimana isinya. Maka saya unduh juga game, program aplikasi antivirus sampai GOM Player (memiliki keleluasaan dan kelebihan dibanding Windows Media Player; bisa memasukkan subtitel dengan bahasa yang dikehendaki, dan lain-lain). Yang paling menarik dalam penjelajahan itu adalah saya temukan banyak file asyik. Dari setiap folder tersimpan oase pengetahuan. Begitu banyak e-book bertebaran. Dari Harun Yahya, kisah-kisah Islami, Al Qur’an, beragam hadis, panduan ibadah, tentang komputer, kumpulan soal tes CPNS, kata mutiara, teknik belajar sulap, resep masakan, ekonomi syariah, beragam novel, buku karya B.J. Habibie, sampai e-book berbahasa Inggris Sun Tzu The Art of War dan beragam GRE (Graduate Record Examination) semacam panduan tentang tes yang penting untuk beroleh beasiswa dari luar negeri.   
Rasanya dada saya sesak sekali dalam kebahagiaan tak terhingga. Apalagi Ai mengizinkan saya mengunduhnya. Pelajar kelas 3 SMKN 6 Garut itu hanya tersenyum kala saya bilang ada novel Andrea Hirata. Saya tanya apa sudah baca Harun Yahya juga, soalnya dari beberapa e-book yang dulu saya unduh dari NB-nya, baru baca beberapa halaman namun saya suka. Dapat dari mana? Oh, ternyata dari A Wawan kakak sepupunya, orang kuliahan yang sudah bekerja. Dulu sengaja memberi sebagian dari isi laptop-nya untuk dimasukkan ke dalam NB Ai kala membantu membelikannya di Bandung.
Saya menemukan gairah hidup yang meletup. Sebagai ibu RT bersuamikan buruh tani dengan penghasilan pas-pasan, inilah alternatif agar bisa meng-upgrade diri. Lebih murah, lebih cepat, lebih beragam. Saya sangat berterima kasih pada Ai karena telah membantu membukakan jalan, juga pada mamahnya yang merupakan kawan sepermainan di lembur sejak kecil.
Sebagai penulis yang mengawali karier sejak tahun 1999, saya sangat-sangat-sangat tertinggal dalam hal kemampuan. Hal terpenting untuk menggerakkan stimung adalah bahan bacaan! Tanpa amunisi itu saya blank. Kesempatan untuk beroleh bacaan adalah hal paling langka, sekalipun koran. Harus turun gunung ke kota kecamatan Limbangan untuk membelinya di toserba atau depan pasar.
Cuma bisa beli buku atau majalah kalau kebetulan ada rezeki untuk ke Bandung. Kadang juga Rusi Hartati sahabat saya yang aktivis Jendela Seni, berbaik hati mengirim paket buku via pos. Paling sering saya ke warnet untuk copas. Baru tahu soal info di mana bisa beroleh e-book gratis kala Tiara kawan saya di Batusangkar SMS.
Jujur, dulu saya bosan dengan isi NB. Gak ada kemajuan. Cuma bisa copas di warnet, isinya sastra melulu sampai resep masakan. Alami kesulitan unduh film dari internet. Setelah akrab dengan Ai, saya bisa belajar banyak. Pun tambahan silaturahmi darinya. NB pernah alami kerusakan bagian luar dan dalam. Karena virus sampai kecerobohan, hingga habis nyaris sejuta untuk perbaikan dan ganti jeroan. Saya tak merisaukan soal uang karena ada tambahan ilmu yang bermanfaat. Pengetahuan saya tentang komputer bertambah, dan yang lebih penting NB keluaran pabrik Juni 2009, amanah dari seseorang sejak 17 Agustus 2009, didandani Pak Agus Sopian (Vikaru Gero-gero) hingga “sehat” dan canggih dengan program Windows 7 Ultimate. Sama seperti NB Ai, dan yang terpenting lagi bisa membaca banyak aplikasi. Termasuk e-book.
Saya telah selesai membaca novel Andrea Hirata. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan  Edensor. E-book versi PDF Foxit Reader. Sayang semua isinya tidak sampai tamat, begitu pun Taiko-nya Eiji Yoshikawa padahal saya pernah terpukau dengan Musashi. Saya tidak tahu apakah Andrea Hirata keberatan jerih payahnya digratiskan. Namun saya sangat-sangat-sangat terbantu untuk senantiasa belajar. Ada kehidupan di luar sana yang menggairahkan sebagai bahan penjelajahan.***
Cipeujeuh, 24 Oktober 2013

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D