Minggu, 29 Desember 2013

Di Perjalanan



Di Perjalanan


Kau yang melaju dari sepur ke sepur
hendak ke mana menuju?

Hidup ini serupa perjalanan mimpi
sepur membawamu pada tuju, tapi
tuju yang kau jejaki lagi-lagi
menuntutmu untuk kembali.
.
Kau terasing dari stasiun ke stasiun, mungkin
mencari wajah akrab yang menyambut hangat.
Orang-orang bergegas di sana.
begitu riuh dan sibuk mengejar
jadwal keberangkatan atau menunggu jemputan.
Adakah mereka yang akan menjadi kawan
seperjalanan dalam gerbong yang nasib tentukan?

Mereka akan duduk di sebelah atau depan
atau kiri kanan lantas berbagi cerita atau keluhan,
sekadar pelipur lara perjalanan panjang membosankan.
pada ketidakpastian. Duhai maut, ia mengintai
dari jarak dekat, melambai riang tanpa segan.
Kau pun gentar meraba nasib, melihat keluar jendela
tempat benda-benda bergerak begitu cepat
sesuai laju sepur. Kau mungkin berharap
dengan tidak sabar di antara keluh penumpang
dan lengking nyaring lokomotif agar suara kereta
berakhir membawa sepur ini pada rel yang tak
timpang oleh gangguan pencoleng atau sekadar
orang iseng yang meletakkan batu-kayu sembarangan.

Tapi pada akhirnya kau memilih tak peduli
sebab lelah membayangkan kegilaan pemikiran
nasib sial, sedang di sekitar orang-orang bersitatap
dengan mata lelah mengabarkan siang memang
panjang dan membosankan, sebagaimana malam juga
namun lebih mendebarkan.

Ke Semarang, kali ini sepur membawamu,
kau bergumam, bawalah nasib baik sebagai peruntungan
dan buanglah sial karena kau sudah lama tak percaya
ramalan. Tidak Baby Huwae yang pernah mengancammu
dengan peruntungan kesehatan yang mati-matian
kau sangkal, bahwa ramalan bisa gombal dan harus dielakkan.

Untuk apa hidup membawamu pada tuju
kau hanya mencari jawab pada sepur yang menderu.
Limbangan, Garut, 10 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak persahabatan berupa komentar agar bisa menjalin relasi sebagai sesama blogger. Soalnya suka bingung, SILENT READER itu siapa saja, ya? :D